Bagi para marketer maupun pebisnis online skala kecil hingga besar, penting banget untuk menerapkan aktivitas pemasaran melalui digital marketing untuk memikat hati para target market atau konsumen. Dengan menggunakan digital marketing, aktivitas pemasaran pun akan menjadi lebih mudah, hemat biaya, dan interaksi antara brand dengan target market lebih mudah dijangkau dan terukur. Saat kamu baru terjun ke dalam dunia digital marketing yang cakupannya luas banget, jangan kaget ya kalau ada istilah-istilah yang terdengar asing, dan kamu nggak paham sama sekali. Supaya makin paham, berikut ini akan kami bagikan 15 istilah penting dalam social media marketing untuk diketahui pebisnis. Semoga istilah esential dalam dunia marketing ini bisa membantu meng-elevate dunia bisnis kamu ya!
15 Istilah penting dalam social media marketing untuk diketahui pebisnis
1. B2B
B2B adalah singkatan dari Business To Business. Istilah ini mengacu pada bentuk transaksi antar bisnis, yang dilakukan antar perusahaan (Bisnis ke Bisnis) untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang lainnya.
2. B2C
B2C merupakan akronim yang berasal dari Business To Consumer. Istilah yang satu ini mengacu pada proses penjualan produk atau layanan yang langsung ditujukan ke konsumen. Di sini konsumen adalah pengguna akhir produk.
3. CMGR
CMGR singkatan dari Community Manager. Mereka adalah para profesional di dunia bisnis yang mandiri, memahami teknologi, dan sangat ambisius terhadap wajah dan suara brand-nya. Mulai dari PR, media social, hingga pembuatan konten, tanggung jawab mereka adalah mengelola dan menangani komunikasi dua arah dengan komunitas. CMGR bertugas untuk membangun, memelihara, dan memperkuat hubungan brand dengan target audiens.
4. CTA
CTA atau Call To Action menunjukkan ajakan yang jelas kepada audiens untuk melakukan tindakan setelah melihat postinganmu. CTA membantumu mencapai tujuanmu lebih mudah. Contoh yang paling sering digunakan saat membuat konten adalah “Swipe left”, “Read more”, “Download here”, “Shop now”, “Sign up now”, dan istilah-istilah yang lain.
Baca juga: 10 Cara Membuat Konten Marketing Untuk Gen Z Yang Perlu Diketahui
5. Lead Generation
Setelah online presence, langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalah membuat pengguna internet mengunjungi website kamu. Usaha atau aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan perhatian pengguna internet agar berkunjung ke website kamu sering dikenal dengan istilah lead generation. Lead generation juga bisa diartikan cara yang kamu lakukan untuk menciptakan konversi atau tindakan tertentu dari orang-orang yang berkunjung ke website bisnis kamu, entah mereka mengirimkan email untuk meminta informasi lebih lanjut, hanya mengisi buku tamu, atau langsung menuju ke halaman pembelian untuk melakukan transaksi.
6. Influencer Marketing
Influencer marketing merupakan jenis campaign yang biasa digunakan brand di media sosial untuk mencapai objektif komunikasi tertentu, seperti brand awareness, brand conversion, atau brand loyalty. Menurut Partipost yang merupakan salah satu influencer marketing platform terbesar di Indonesia, influencer marketing bisa dibagi menjadi beberapa kategori, seperti mega influencer (lebih dari 1 juta pengikut), macro influencer (100 ribu – 1 juta pengikut), micro influencer (100 ribu – 10 ribu pengikut), dan nano influencer (dibawah 10 ribu pengikut).
7. Lookalike Audience
Sebelum memasang iklan di media sosial (Instagram/FB Ads), jangan lewatkan satu hal penting ini: identifikasi target audiens. Dalam mengidentifikasi, terdapat proses untuk mencari lookalike audience yang sesuai dengan demografis dan ketertarikan mereka. Untuk mencari informasi tersebut, kamu bisa pantau melalui fitur insight di setiap media sosial supaya iklan kamu nggak boncos dan tepat sasaran! Target audiens yang dikaji lebih dalam oleh tim research and development yang dianggap sebagai calon konsumen potensial disebut buyer persona.
8. Consumer Acquisition Cost (CAC)
Biasa disebut sebagai biaya akuisisi pelanggan adalah total biaya yang akan dikeluarkan calon pelanggan dalam waktu tertentu saat menjalankan campaign digital marketing. Consumer acquisition cost ini penting banget! Bagi investor, nilai CAC menjadi patokan untuk menilai perhitungan biaya yang dikeluarkan perusahaan/pebisnis untuk mendatangkan pelanggan. Sedangkan bagi pebisnis/perusahaan, CAC menjadi nilai ukur performa divisi marketing. Semakin perusahaan dapat mengurangi pengeluaran untuk mendapatkan pelanggan, semakin besar keuntungan yang didapat.
9. KPI
KPI atau Key Performance Indicators, merupakan metrik untuk mengukur efektivitas strategi bisnis social media marketing. Berkat KPI kamu bisa lebih memahami seperti apa, sih, kinerja kampanyemu dan apakah ada yang harus diperbaiki untuk mencapai goal yang kamu inginkan.
10. Adwords
Sebutan untuk Google Adwords, platform untuk mengatur iklan online yang akan dipasang, mulai dari target audiens, bahasa, sampai penempatan iklan.
11. Click Through Rate (CTR)
Kamu mungkin pernah nih bertanya-tanya, “Iklan online dapat uang darimana ya? Ada cara menghitungnya nggak ya?”. Nah, Click Through Rate ini menjawab semuanya nih. Click-through rate (CTR) ini bisa dibilang sebagai berapa jumlah pengunjung yang mengklik tautan ke halaman situs web kamu yang berasal dari melihat halaman situs lain. Mulai dari email sampai pemasangan iklan online. CTR ini biasanya digunakan untuk mengukur tingkat sukses dari pemasangan iklan online atau marketing nih. Tingkat sukses ini bisa dilihat dari rasionya, semakin tinggi CTR atau rasio klik tayangnya, maka semakin sukses pula iklan tersebut.
Baca juga: Mengenal Network Marketing dan 8 Cara Tepat Memulainya
12. Engagement Rate
Engagement rate selalu ada di setiap sosial media, mulai dari Facebook, Twitter, Instagram, sampai Blog. Engagement rate ini adalah seberapa banyak komentar, share dan like yang bisa didapatkan dari postingan tersebut di sosial media. Semakin tinggi angka engagement ratenya (keterlibatan) semakin baik konten kamu, yang akan menarik dan baik untuk SEO. Dengan engagement rate tinggi, kamu jadi punya banyak banget manfaat untuk penjualan bisnis. Kamu juga jadi bisa menebak dengan melihat data respons dan statistik pengunjung pada konten dan bisnismu. Cara ini juga bisa melihat apakah strategi dan konten yang dipakai berhasil ataukah strategi online marketing ini belum efektif.
13. Bounce Rate
Dinamakan Bounce Rate karena ketika pengunjung website kamu membuka situs kamu dan hanya melihat satu halaman saja, nggak melakukan hal lain. Jadi, nggak ada tuh kata mereka menekan tombol menu, tombol internal link lain, CTA apalagi halaman lain di website kamu. Google Analytics sendiri bakalan menunjukkan “Bounce Rate” untuk website. Kalau misalkan angka ini tinggi, kamu tentunya perlu melakukan beberapa penyesuaian. Semakin banyak halaman yang dilihat pengunjung website kamu dan semakin banyak waktu yang mereka habiskan di website, maka semakin tinggi peluang website kamu buat masuk dan naik peringkat pencarian, nih!
14. Remarketing
Nah, kali ini ada strategi remarketing, yang artinya kamu menampilkan suatu iklan spesifik kepada visitor (pengunjung website) yang pernah mengunjungi website kamu sebelumnya. Jadi, ada lagi iklan website kamu muncul lagi saat mereka surfing di web lain yang akan membuat mereka semakin yakin untuk melakukan transaksi (pembelian).
15. Landing Page
Landing page adalah setiap halaman yang dibuka oleh user dengan mengklik sesuatu terlebih dahulu. Kalau biasanya halaman website isinya banyak banget link dan menu, landing page ini dirancang lebih untuk mengarahkan pengunjung agar mengklik sesuatu secara spesifik. Jadi landing page ini berisikan informasi yang lebih detail dan spesifik tentang suatu produk dan service nih.