Apa itu above the line dan below the line marketing? Jika kamu bukan seorang ahli atau baru saja berkecimpung di dalam dunia marketing, tentunya, akan merasa bingung ketika pertama kali mendengar istilah itu. Sebelum menjelaskannya lebih lanjut, kamu pastinya pernah melihat iklan produk yang kreatif hingga kadang terus mengingat hasilnya dalam pikiran, bukan? Ya, iklan semacam itu menggerakkan kita untuk mengetahui lebih lanjut terkait produk yang ditawarkannya.
Atau, mungkin kamu juga sering menerima promosi suatu produk yang memang sedang kamu butuhkan, sehingga kamu tertarik untuk membeli produk tersebut. Kedua hal tersebut ternyata merupakan bagian dari aktivitas marketing yang berbeda lho. Aktivitas yang kamu temui tersebut dikenal dengan marketing above the line dan below the line marketing. Jika kamu penasaran dengan istilah marketing tersebut, berikut ini akan kami jelaskan selengkapnya apa itu above the line dan below the line marketing.
Above The Line Marketing
Above the line marketing atau ATL merupakan serangkaian aktivitas periklanan yang mayoritas tidak tertarget dan memiliki jangkauan yang luas. ATL diterapkan guna membangun sebuah brand dan memberikan informasi keapada pelanggan terkait produk yang ditawarkan. Dalam hal ini konversi dianggap kurang penting pada line advertising. Secara sederhana, above the line marketing mencakup strategi pemasaran yang berfokus pada pembangunan merk atau usaha branding. Above the line marketing tidak menentukan target pasarnya dalam menjalankan marketing, itu artinya promosi atau iklan yang dibuat ditujukan kepada semua orang, tidak hanya pada target pasar tertentu.
Contoh Above The Line Marketing
Setidaknya ada empat contoh above the line marketing. Di antaranya sebagai berikut:
1. Iklan cetak
Salah satu media promosi yang hingga kini terbilang efektif dan dapat menjangkau audiens secara luas adalah iklan media cetak, seperti majalah atau koran. Media cetak mempunyai slot iklan tetap yang mana dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membuat promosi kepada para pelanggan terkait brand maupun informasi penawaran menarik lainnya. Melakukan pemasaran pada iklan media cetak sangatlah menguntungkan. Terlebih lagi majalah memiliki niche khusus, yang mana akan memudahkan para pemasar untuk menjangkau target pasar secara efektif.
2. Iklan televisi
Rata-rata orang di dunia mampu menonton televisi lebih dari tiga jam per hari. Dari sini-lah iklan televisi menjadi iklan yang menjanjikan karena mempunyai jangkauan penonton secara lokal, nasional hingga internasional. Iklan televisi memiliki kelebihan tersendiri dalam upaya melakukan branding. Iklan televisi dapat menciptakan hubungan yang lebih baik dengan para penonton karena ditayangkan dalam bentuk visual bergerak yang disertai audio, yang mana lebih disukai jika dibandingkan hanya berupa iklan gambar atau audio.
Baca juga: Ini Dia 10 Teknik Content Marketing Paling Populer Tahun 2021
3. Iklan radio
Agar produk yang dipasarkan lebih mudah diingat dan diketahui oleh banyak orang, setidaknya pesan iklan harus ditayangkan setidaknya tiga kali secara berturut-turut. Tidak ada media iklan lain selain radio yang mampu menyediakan hal tersebut untuk menjangkau target pasar dalam hal frekuensi. Iklan radio merupakan pilihan yang tepat untuk dapat memenuhi semua frekuensi dan tuntutan kreativitas dalam pembuatan iklan. Dengan menggunakan iklan radio, kamu dapat melakukan above the line marketing dengan luas baik secara lokal maupun nasional.
4. Outdoor advertising
Iklan luar ruangan ini pada umumnya dilakukan pada beberapa tempat umum. Untuk lebih efektif iklan luar ruangan sebaiknya dipajang terus-menerus pada tempat-tempat yang potensial serta memiliki jangkauan yang lebih luas. Bentuk outdoor advertising dapat berupa baliho, banner, spanduk dan lain sebagainya.
Keuntungan Above The Line Marketing
Sebagai aktivitas marketing yang berfokus pada peningkatan branding produk, berikut ini keuntungan above the line marketing yang harus kamu ketahui:
– Mempunyai jangkauan pemasaran yang lebih luas
– Dapat terhubung dengan baik kepada audiens
– Sangat cocok diterapkan untuk membangun merek.
Below The Line Marketing
Above the line dan below the line marketing adalah sesuatu yang berbeda. Oleh karenya, kamu juga perlu memahami apa itu below the line marketing. Below the line adalah aktivitas periklanan yang lebih spesifik, mudah diingat serta langsung fokus pada target pasar.
Below the line marketing juga lebih dikenal dengan strategi marketing langsung. Secara sederhana, below the line marketing merupakan strategi marketing langsung yang diarahkan sesuai dengan target pasar dan berfokus pada pencapaian tingkat konversi daripada membangun brand.
Aktivitas below the line marketing secara umum ditujukan kepada para pelanggan setia atau calon pelanggan yang memiliki ketertarikan terhadap produk atau brand yang dipasarkan. Secara garis beras, tujuan aktivitas marketing adalah untuk menarik para pelanggan potensial dan membuat pelanggan lama atau loyal consumen kembali membeli produk yang ditawarkan.
Baca juga: 10 Cara Membuat Konten Marketing Untuk Gen Z Yang Perlu Diketahui
Contoh Below The Line Marketing
Sedikitnya ada empat contoh below the line marketing, di antaranya sebagai berikut:
1. Email Marketing
Strategi pemasaran yang paling personal adalah email marketing. Para pemasar bisa mengirimkan berbagai penawaran menarik terkait produk baru maupun pemberian diskon melalui direct mail. Email yang dibuat biasanya berupa pengenalan brand dan pemberian promo sesuai dengn kebutuhan setiap pelanggan. Dengan menggunakan media email marketing, kamu bisa memperoleh lebih banyak konversi dengan perencanaan yang matang.
2. Sponsor
Sponsor merupakan salah satu bentuk kemitraan yang dijalin oleh berbagai perusahaan untuk mendapatkan lebih banyak awereness. Jenis iklan ini juga menjadi bagian dari strategi membangun sebuah brand di tingkat below the line marketing.
3. Brand Activation
Contoh below the line marketing ini berikutnya adalah brand activation. Brand activation dapat dikatakan sebagai seni mendorong para konsumen untuk melakukan tindakan pembelian melalui brand awereness. Brand activation bertujuan untuk membuat para pelanggan bentindak dan berinteraksi untuk menghidupkan brand melalui pengalaman dan hubungan emosional jangka panjang.
4. In-Store Marketing
Kegiatan pemasaran produk maupun brand yang dilakukan di dalam toko ritel disebut dengan in-store marketing. Kegiatan below the line marketing ini memanfaatkan beberapa titik penjualan agar mendapatkan hasil yang optimal dari investasi.
Keuntungan Below The Line Marketing
Below the line marketing merupakan aktivitas pemasaran yang bisa kamu pilih guna membuat pemasaran yang tertarget sesuai sasaran pasar. Aktivitas below the line juga terkenal memiliki biaya yang lebih murah dan prosesnya terkontrol. Selain itu, ada beberapa keuntungan lain yang bisa kamu peroleh dari below the line marketing. Antara lain sebagai berikut:
– Target terarah dengan jelas
– Mempunyai ROI (Return of Invesment) yang lebih baik
– Lebih mudah melakukan kontrol terhadap aktivitas marketing
– Dapat dibuat secara khusus sesuai dengan kebutuhan target pasar.
Itulah pembahasan tentang above the line dan below the line marketing. Sebagai pebisnis yang cerdas, kamu harus mengaplikasi kedua jenis marketing tersebut. Selain itu, kamu juga sebaiknya menggunakan aplikasi JojoExpense guna mengelola pengeluaran perusahaan secara akurat dan cepat.
Hi really great site you have made. I enjoyed reading this posting. I did want to publish a remark to tell you that the design of this site is very aesthetically pleasing. I used to be a graphic designer, now I am a copy editor for a merchandising firm. I have always enjoyed functioning with information processing systems and am trying to learn computer code in my free time (which there is never enough of lol).