Dalam dunia kerja dan usaha, tidak dikenal istilah single fighter. Semua merupakan hasil kerja tim. Semua anggota saling membantu dan mendukung demi tercapainya tujuan yang telah disepakati sebelumnya. Sayangnya, untuk membuat sebuah tim yang solid dan kompak tidak lah mudah. Karena ada banyak kepala di dalamnya yang pasti punya pemikiran yang berbeda-beda. Pikiran-pikiran para anggota tim ini punya kecenderungan saling berbenturan dan berakhir perselisihan. Namun hal ini sangat lah wajar terjadi di dalam kerja sebuah tim. Ini merupakan dinamika yang tidak bisa ditolak. Inilah yang akhirnya membuat sebuah tim sulit untuk mencapai kerja maksimal. Tapi jangan khawatir, sesuatu yang sulit bukan berarti tidak bisa dilakukan. Selama kamu tahu cara melakukannya dengan benar pasti bisa membangun kerja tim yang solid dan efektif. Ingin tahu rahasianya? Berikut ini akan kami bagikan 10 cara membentuk tim kerja yang baik dalam perusahaan.
10 Cara membentuk tim kerja yang baik dalam perusahaan
1. Percaya dan tanggung jawab
Saling memercayai anggota tim yang dibentuk menjadi kunci utama dari solidnya satu tim kerja dalam setiap unit. Ketika satu orang mendapatkan satu tugas, maka sebaiknya orang lain dalam tim benar-benar mempercayakan tugas tersebut padanya, sehingga orang tersebut dapat merasa percaya diri dan lebih fokus. Kepercayaan harus pula didukung dengan rasa tanggung jawab. Jika di satu sisi anggota tim sudah saling percaya, maka di sisi lain setiap anggota tim juga harus dapat bertanggung jawab pada pekerjaan yang dipercayakan padanya. Saat pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik sebagai bentuk tanggung jawab, maka kepercayaan akan terbayar, dan tim yang solid akan terbentuk.
2. Satu benang merah
Kendati setiap tim tersusun dari berbagai jenis individu dan dengan beragam sifat serta latar belakang, hendaknya ketika telah dibentuk menjadi satu tim kerja setiap orang dapat berjalan dengan acuan benang merah yang sama. Benang merah ini adalah visi dan misi perusahaan. Sebagai satu titik yang harus dituju oleh setiap anggotanya. Tim juga perlu menjalankan proses yang telah ditentukan dan disepakati agar ritme kerja dengan tim lain bisa selaras. Ketika ritme kerja yang dilaksanakan telah didapat, maka perkara kekompakan tim dari masing-masing unit mungkin hanya soal waktu saja untuk terbentuk dan menjadi solid.
3. Jalinan komunikasi yang lancar
Jadikan komunikasi antar rekan dalam tim berjalan dengan lancar. Dengan begitu akan terbentuk budaya yang positif kerja yang bisa saling membantu nantinya, seperti jika terjadi masalah atau kendala. Apalagi dengan teknologi yang ada saat ini, aplikasi chat dan perangkat yang kian canggih memungkinkan kamu tetap bisa berinteraksi dengan tim seputar pekerjaan agar terhindar dari salah paham.
Baca juga: 10 Keterampilan Manajerial yang Harus Dimiliki Seorang Pemimpin
4. Kegiatan bonding
Kegiatan ini biasanya merupakan kegiatan bersama yang dilaksanakan di luar jam kantor. Beraktivitas bersama, terbukti dapat memupuk kekompakan antar anggota tim yang terbentuk. Maka tidak heran banyak sekali perusahaan yang dengan sengaja mengagendakan aktivitas bonding untuk karyawan yang dimilikinya. Contoh aktivitasnya beragam, mulai dari outbond, rekreasi bersama, atau mungkin mengikuti satu program khusus dan sebagainya. Ketika berkumpul dan beraktivitas bersama di luar kantor, maka setiap anggota tim dapat lebih memahami dan menghargai anggota tim lain. Rasa toleransi ini akan menumbuhkan simpati dan empati, sehingga ada sense of belonging yang kuat.
5. Kolaborasi
Tim tanpa kolaborasi mungkin bisa dikatakan nothing. Bagaimana kamu menginginkan sebuah tim solid dan efektif tanpa ada kerjasama? Kolaborasi memungkinkan sharing skills antara anggota tim dengan memberikan kontribusi yang berbeda-beda dari setiap anggota tim pada pekerjaan. Sehingga, setiap anggota tim saling melengkapi dalam menyelesaikan misi. Bekerjasama memungkinkan pekerjaan selsesai dengan efektif, tepat waktu daripada bekerja secara individu. Untuk membentuk kolaborasi yang baik sangat berkaitan erat dengan faktor-faktor lain yang saya sebutkan pada artikel ini. Yaitu anggota tim mengerti tanggung jawab masing-masing, pemimpin yang selalu men-support dan memberikan feedback, serta hubungan antar anggota tim berjalan baik. Maka, secara tidak langsung kolaborasi antar anggota tim akan tercipta.
6. Profesionalitas
Profesionalitas kemudian jadi syarat mutlak untuk kinerja tim yang efektif dan efisien. Setiap anggota, harus mampu mengesampingkan segala permasalahan pribadi dan fokus pada tugas yang dimilikinya. Sehingga secara objektif, pekerjaan yang ditugaskan dapat dilakukan dengan baik dan sesuai standar. Hal yang sama berlaku ketika antar anggota tim memiliki permasalahan pribadi. Permasalahan ini, jika tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan, harus dikesampingkan demi pekerjaan yang menunggu. Tentu saja, kamu tidak membayar karyawan untuk bertengkar namun untuk bekerja, bukankah begitu?
7. Komitmen
Komitmen bila kamu telusuri terbagi menjadi tiga yaitu komitmen afektif, normatif dan continuance. Beberapa orang berkomitmen dengan beberapa alasan di atas. Lalu yang menjadi kunci adalah bagaimana kamu dapat menghadirkan komitmen tersebut pada sebuah tim yang kamu pimpin. Kamu dapat memancing terbentuknya komitmen tersebut dengan keterlibatan kerja, keuntungan-keuntungan apa yang anggota tim dapatkan jika dapat mencapai visi tim, membentuk hubungan yang baik antar anggota. Pastikan kamu mengkomunikasikan ekspektasi kamu kepada tim dan mereka sependapat dengan kamu.
Baca juga: 10 Jenis Gaya Kepemimpinan Dalam Organisasi dan Perbedaannya
8. Pengendalian
Rapat bisa menjadi alternatif pemimpin untuk mengendalikan apakah tim sudah melakukan pekerjaannya selaras dengan visi. Kamu juga dapat menanyakan seberapa jauh progress yang telah dihasilkan. Apakah ada kendala dan hambatan saat menjalankan setiap tugas? Apakah ada konflik yang perlu diselesaikan dan dimusyawarahkan? Kontrol sangat penting dilakukan mengingat terkadang tim mungkin akan kehilangan arah saat mengerjakan tugas yang bagi mereka terlalu kompleks. Menyatukan, menyadarkan dan mengembalikan mereka ke misi yang seharusnya. Pengendalian membantu kita untuk memastikan bahwa para anggota tim melaksanakan tanggung jawabnya dengan benar.
9. Saling menghormati dan menghargai
Perbedaan pendapat dan perselisihan adalah sebuah hal yang jamak terjadi dalam sebuah tim. Justru dari perbedaan itu, tim akan semakin kaya dengan ide dan pemikiran yang bisa memudahkan jalan menuju target yang dicanangkan. Tentu saja, selama masing-masing anggota bisa saling menghormati dan menghargai. Menghormati pendapat orang lain yang berbeda. Menghargai hak-hak orang lain dalam mengemukakan pendapat. Rasa hormat ini nantinya akan membentuk semacam rantai penghubung yang kuat di antara sesama anggota tim. Sebesar apa pun perbedaan yang terjadi tak akan mampu mengikis kekompakan tim jika rasa saling menghargai dan menghormati sudah tertanam mendalam di dalam diri seluruh anggota.
10. Evaluasi
Setiap tim kerja memiliki porsi project-nya masing-masing. Setelah dilaksanakan dan selesai, secara berkala perlu dilakukan evaluasi mengenai project yang telah dilakukan. Dengan begini akan nampak, kira-kira apa saja yang telah dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat ditingkatkan, serta apa saja yang sekiranya kurang dan bisa diperbaiki. Momen evaluasi menjadi momen penting sebab dengan begini setiap anggota tim dapat mengetahui sejauh mana hasil dari kerja yang dilakukan terhadap target perusahaan. Mungkin kamu bisa memberikan tambahan seperti teguran dan apresiasi pada karyawan yang pantas. Perusahaan bagai sebuah mobil, yang untuk berjalan dengan baik harus digerakkan pula oleh setiap bagian mesin dengan baik. Tim kerja yang ada, merupakan bagian penggerak perusahaan sehingga perlu berjalan dengan ritme yang sama, tempo yang sama, serta visi dan misi yang sama. Dengan demikian, target perusahaan dapat terpenuhi, bahkan mungkin capaiannya akan lebih baik.