Saat ini dunia sedang berada dalam ancaman resesi, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini dikarenakan pandemi COVID-19 yang terjadi di seleuruh negara dan akhirnya berdampak pada strategi dan pemilik usaha kecil seperti pebisnis freelance. Adapun penurunan daya beli berimbas pada penurunan penjualan. Yang parahnya, banyak freelance dan pemilik usaha kecil sering tidak memiliki cara untuk membantu bisnis mereka menghadapi masa-masa sulit seperti ini. Namun meski begitu, ada banyak cara yang bisa dilakukan agar para pemilik bisnis kecil ini dapat bertahan melawan krisis ekonomi akibat pandemi. Berikut ini akan kami jabarkan 10 tips freelance untuk mengembangkan bisnis dalam masa krisis. Semoga membantu bisnis kamu tetap bertahan ya!
10 Tips freelance untuk mengembangkan bisnis di masa krisis
1. Melakukan kerja sama jangka panjang dengan klien
Saat sedang berada pasa masa krisis, merasa khawatir akan kehilangan klien itu wajar. Tapi sebaiknya kamu tidak perlu takut dan panik mencari klien baru. Sebaliknya, kamu harus berusaha memberikan hasil pekerjaan yang terbaik dan paling memuaskan kepada klien yang sedang bekerja dengan kamu saat ini. Biasanya, pada masa krisis klien akan melakukan dua hal, yaitu: menjadi selektif saat memilih dan memilih kembali bekerja sama dengan freelancer yang sudah sering bekerja untuk mereka. Menurut kami, sebaiknya memanfaatkan pilihan kedua dan menawarkankan kerja sama dengan jangka panjang agar kamu memiliki perputaran uang yang sehat.
2. Jangan terlalu banyak memotong anggaran
Di masa sulit ini hal pertama yang terlintas adalah bagaimana caranya berhemat dan memotong anggaran dengan efisien. Cara ini memang baik, tapi belum tentu selalu berhasil mengatasi krisis. Kamu harus jeli melihat dampak dari pemotongan anggaran ini. Apakah akan memengaruhi pekerjaan kamu? Misalnya, kamu membutuhkan komputer atau laptop yang lebih baik dari yang sekarang kamu miliki. Lantas, langkah bijak apa yang harus kamu lakukan? Jika pekerjaan kamu benar-benar bergantung pada komputer atau laptop, maka belilah. Langkah ini bisa dianggap sebagai investasi jangka panjang. Jadi, jelilah dalam menganalisa kebutuhan kamu.
3. Perhatikan manajemen persediaan
Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah melihat apakah ada yang bisa dilakukan untuk mengurangi biaya operasional kamu? Jika memang ada dan sangat tidak diperlukan mungkin kamu bisa menjualnya ke suplier lain dengan harga yang masuk akal. Lalu apakah ada alternatif barang yang akan kamu jual tersebut? Kalau memang ada, sebaiknya segera lakukan penjualan dan ganti dengan opsi lain agar menghemat keuangan kamu. Langkah ini tidak hanya baik dalam hal pengaturan anggaran namun juga membantu meminimalisir sistem kerja kamu.
Baca juga: 10 Kewajiban Hukum Yang Perlu Diperhatikan Saat Wabah Corona
4. Jangan terpengaruh berita buruk
Banyak berita buruk selalu bermunculan di masa krisis. Seperti harga dollar yang naik, banyak pengangguran, pasar melemah, dan lain sebagainya. Pemberitaan seperti ini bisa berdampak negatif bagi kamu. Tapi, bukan berarti kamu tidak boleh menyimak berita seperti ini. Yang tidak boleh adalah menjadi terpengaruh dan berdampak pada hasil kerja dan motivasi untuk bekerja. Jika hal seperti ini mudah memengaruhi kamu, kurangi membaca berita negatif dan fokuslah pada pekerjaan kamu sambil tetap optimis dan melihat masa depan. Kuncinya adalah tetap menikmati pekerjaan Anda dan melakukan yang terbaik.
5. Membangun relasi
Langkah kelima yang perlu diperhatikan dalam masa krisis adalah memiliki relasi dan membangunnya. Hal ini dikarenakan dengan adanya banyak relasi sama saja artinya dengan kamu memiliki investasi jangka panjang, karena memastikan kamu akan tetap mendapatkan klien di masa krisis sekalipun. Maka dari itu, bertemulah dengan banyak orang dalam dunia bisnis yang sesuai dengan bidang pekerjaan kamu. Bangun relasi dan tingkatkan peluang untuk mendapatkan lebih banyak proyek pekerjaan.
6. Maksimalkan portofolio
Portofolio adalah media utama untuk mempromosikan diri kamu dan meyakinkan klien bahwa hasil kerja kamu di proyek-proyek lainnya cukup impresif. Sebelum mempresentasikan portofolio di depan klien, ketahui dulu dengan pasti apa nilai-nilai dan skill yang kamu miliki. Perlihatkan portofolio yang stand out dan presentasikan expertise kamu dengan meyakinkan di hadapan klien. Untuk desainer grafis, portofolio harus dibuat semenarik dan sekreatif mungkin, karena dalam desain, visual adalah yang utama dan pastinya ada banyak desainer grafis lainnya yang akan menampilkan barisan visual yang impresif.
7. Tentukan cara promosi
Bagi freelancer baru, salah satu tantangan yang sering ditemui adalah belum memiliki jejaring klien yang luas dan belum mengerti cara terbaik dalam mempromosikan diri. Maka dari itu, cobalah dulu dengan promosi yang paling ampuh: word of mouth atau lewat mulut ke mulut. Selanjutnya, tinggal bagaimana kamu membuat calon klien merasa nyaman, dengan menunjukkan portofolio yang bagus, dan tentu hasilnya juga harus bisa memuaskan klien. Selain itu, tentunya promosi karya ini sangat jitu jika dilakukan lewat seluruh channel media sosial, seperti Instagram, Facebook, atau LinkedIn.
Baca juga: Ini Dia 10 Tips Cara Membuat Meeting Menjadi Menyenangkan
8. Ajukan kontrak pembayaran sendiri yang kita anggap lebih jelas ketentuannya
Masalah umum yang paling mengganggu dalam masa krisis adalah pembayaran terlambat sedangkan proyek kerja sudah selesai. Jika ini terjadi, sebagian besar kreator freelance di Indonesia biasanya hanya bisa menunggu dan terus mengejar klien sampai mereka membayar. Tapi cara seperti ini tentunya tidak efektif. Soleh Solihun, aktor dan stand up comedian punya cara sendiri yang mungkin bisa kamuterapkan. “Manajer akan menanyakan kapan akan dibayar. Jika mereka belum membayar down payment (DP) atau melanggar TOP (Terms of Payment), saat hari H, maka saya tidak akan datang ke acara tersebut. Tapi jika saya juga menyediakan kontrak sendiri, dengan TOP yang kami tentukan sendiri. Karena kalau kontrak yang kita buat sendiri, sudah jelas tertulis kapan seharusnya pembayaran diterima dan bagaimana konsekuensinya,” ujar Soleh.
9. Perhatikan skor kredit kamu
Masa sulit membuat lebih sulit untuk meminjam, dan pinjaman untuk usaha kecil sering menjadi yang pertama merasakan tekanan, terutama untuk bisnis dengan peringkat kredit yang buruk. Sering-seringlah memantau monitor skor kredit kamu jika kamu berniat mengajukan pinjaman. Kamu akan memiliki peluang yang jauh lebih baik untuk dapat meminjam uang yang kamu butuhkan untuk mempertahankan bisnis kamu jika kamu memiliki skor kredit pribadi yang baik. Pertimbangkan juga menggunakan stimulus yang diberikan Negara yang diberikan kepada UMKM dan bisnis rintisan.
10. Miliki lebih dari satu pekerjaan
Ada sebuah ungkapan “jangan menaruh telur dalam satu keranjang”. Ungkapan ini menjelaskan betapa riskannya jika satu telur jatuh dan semua telur ikut terjatuh saat sesuatu terjadi pada keranjang tersebut. Artinya, kamu tidak bisa berinvestasi pada satu tempat saja. Saat kamu menempatkan semua investasi pada satu pekerjaan, apa yang terjadi jika masa krisis datang? Mungkin seluruh investasi kamu akan menurun atau bahkan hilang. Maka dari itu, para freelance sebaiknya mempertimbangkan untuk memiliki lebih dari satu pekerjaan. Mengelola masa krisis dan melewatinya dengan baik memang tidak terdengar mudah. Tapi ingatlah, tidak ada masalah tanpa jalan keluar. Yang paling penting adalah untuk tetap tenang dan pikirkan dengan hati-hati setiap keputusan yang akan dibuat.