Merintis sebuah startup digital adalah perkara mudah. Siapa saja bisa mulai membangun startup digital. Akan tetapi, hal yang sulit justru adalah menjaga startup itu terus berkembang dan bisa digunakan oleh khalayak banyak. Bisa dibilang berkembang adalah kunci agar bisnis bisa bertahan dan terus eksis. Nah, sebelum kita melangkah lebih jauh, kita perlu tau dahulu ni pondasi kuat waktu membangun startup, seperti 3 posisi vital yang harus dipersiapkan dalam membangun startup ataupun cara menyiapkan sebuah pitch deck saat hendak mencari proses pendanaan. Selamat mencoba ya!
Cara membangun startup digital
1. Temukan ide bisnis
Menurut Neil Blumenthal, startup adalah perusahaan yang memiliki visi untuk menyelesaikan masalah sosial. Maka dari itu, sudah jelas kalau inovasi adalah hal yang tak bisa dipisahkan dari jenis perusahaan ini. Jika benar kamu ingin membangun sebuah startup, pastikan ide bisnis yang kamu punya memiliki potensi untuk menyelesaikan masalah sosial. Untuk itu, coba mulai cari ide dari lingkungan sekitar kamu. Perhatikan hal apa yang sering kali mengganggu masyarakat sekitar. Dari situ coba kamu telisik dan cari beberapa kemungkinan solusinya.
2. Buat rencana bisnis
Business plan adalah hal wajib yang harus kamu miliki. Rencana bisnis membuat strategi pemasaran menjadi lebih konkret. Begitu pula dengan rencana jangka panjang dan target capaian. Namun selain memuat hal-hal yang sifatnya rencana, business plan memiliki manfaat yang lebih praktis. Dokumen ini bisa mempermudah kamu untuk mendapatkan pinjaman dana dan sokongan investasi. Hal ini karena rencana bisnis bisa menunjukkan seberapa prospek sebuah startup.

3 Posisi Vital Dalam Membangun Startup dan Tips Menyiapkan Pitch Deck
3. Cari sumber dana
Meski startup tergolong sebagai bisnis yang idealis, bukan berarti dana tak penting. Bisnis tetaplah bisnis. Kamu membutuhkan uang untuk memberi penghargaan ke orang-orang yang bekerja di bawah kamu, membayar kebutuhan bulanan, serta berinovasi untuk mengembangkan bisnis. Umumnya, ada enam sumber dana yang bisa dipakai untuk membiayai startup. Keenam sumber dana tersebut, yaitu simpanan pribadi dan kredit, dana teman dan keluarga, pendanaan perusahaan, investasi personal, bank, hingga crowdfunding.
Baca juga: Dimanakah Sewa Kantor Paling Mahal di Asia? Cek Daftarnya Disini
4. Temukan orang yang dengan 3 tipe berikut
Di masa awal membangun startup, dengan siapa kamu berdiskusi menjadi hal krusial dalam proses ke depannya. Orang-orang yang memiliki visi serupa namun skill berbeda akan banyak membantu kamu di proses awal ini. Tapi umumnya, sebuah startup perlu 3 posisi vital ini dalam menjalankan usahanya: Hustler, Hispter, dan Hacker. Kita jelaskan 1-1 ya peranan masing-masing dalam sebuah kompenen perusahaan:

3 Posisi Vital Dalam Membangun Startup dan Tips Menyiapkan Pitch Deck
a) Hustler
Bila kamu tengah merencanakan untuk membangun startup, kamu bisa mengisi peran seorang Hustler. Biasanya Hustler adalah founder dari startup, ia karakter yang memahami bisnis dan kaya akan ide. Sederhananya, Hustler berperan untuk menghasilkan uang bagi perusahaannya. Oleh karenanya, Hustler juga harus memiliki kemampuan marketing dan networking untuk memasarkan produknya.
b) Hacker
Meski cerdas dalam pemasaran dan memiliki ide segudang, Hustler tidak bisa berjalan sendirian dalam membangun startup. Ia harus memiliki rekan seorang Hacker. Tugas Hacker berkaitan dengan upaya membangun sistem teknologi yang dibutuhkan startup dalam operasionalnya. Nah, untuk itu sosok Hacker adalah developer dengan kemampuan coding, problem solving, dan berpikir secara analitis.

3 Posisi Vital Dalam Membangun Startup dan Tips Menyiapkan Pitch Deck
c) Hipster
Peran terakhir dalam 3H adalah Hipster. Bila Hacker membangun pondasi sistem, Hipster berperan dalam estetika, yakni memoles tampilan luar platform agar lebih menarik. Selain itu, Hipster juga bertanggungjawab terkait customer experience dan customer service support. Ia menjadi nadi startup dalam membangun brand.
Baca juga: Sewa Kantor di Mega Kuningan bersama Uptown Serviced Office
5. Bangun keberadaan offline dan online
Ketika startup sudah terbangun, tentunya kamu menginginkan usaha kamu menjadi eksis dan diketahui banyak orang. Maka itulah, membangun keberadaan offline dan online menjadi suatu hal yang teramat esensial. Untuk keberadaan offline, sudah pasti kamu membutuhkan kantor. Segera sewa kantor yang nyaman untuk semua karyawan kamu dan sediakan berbagai fasilitas yang mendukung kebutuhan kerja seperti di Uptown Serviced Office. Untuk keberadaan online, maksimalkan website dan akun media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat, seperti Instagram, Whatsapp, Facebook, dan lainnya.

3 Posisi Vital Dalam Membangun Startup dan Tips Menyiapkan Pitch Deck
6. Jaga hubungan dengan konsumen
Pengusaha baru biasanya sibuk menjaring konsumen baru. Terkadang mereka lupa bahwa penting juga mempertahankan konsumen hingga menjadi loyal. Karena faktanya, upaya promosi untuk pelanggan baru lebih besar modalnya dibandingkan menjadi konsumen itu loyal. Maka dari itu, jangan lupakan memasukkan loyalty card atau sistem poin ke sistem perusahaan kamu. Siapkan juga inovasi-inovasi baru agar pelanggan kamu terus kembali menggunakan produk atau jasa kamu.
Tips menyiapkan Pitch Deck untuk mengembangkan startup
Menurut beberapa ahli, ada baiknya sebuah startup mencari suntikan dana terlebih dahulu dari angel investor sebelum startup tersebut menyodorkan pitch deck pendanaan kepada Venture Capital (VC). Terlebih bila startup belum memiliki traksi atau kemampuan untuk memonetisasi value dari penggunanya. Hal ini dikarenakan bahwa kebanyakan VC lebih tertarik untuk menanamkan modal kepada startup yang telah memiliki traksi dan market size (besaran pangsa pasar).
Mengapa kedua hal ini menjadi penting? Hal ini dikarenakan, traksi dapat menjadi sebuah ukuran pertumbuhan startup, yakni apakah startup tersebut bisa scalable atau tidak. Sementara itu, market size menjadi ukuran untuk mengetahui potensi pengguna dan keuntungan yang bisa dicapai dari produk atau servis yang ditawarkan. Oleh karenanya, market size menjadi salah satu poin penting ketika pitch deck kepada investor yang akan menentukan proyeksi ROI (Return of Investment). Apabila startup belum memiliki traksi dan market size, akan sulit untuk membuka pintu pendanaan dari VC.