Perkembangan virus Corona mengalami mutasi sejak sekian tahun lamanya dan menjangkit banyak korban. Beberapa tipe virus Corona ada yang sudah ditemukan vaksin, namun belum untuk jenis COVID-19 yang sedang merebak saat ini. Perkembangan virus Corona ketika mulai masuk dalam tubuh dan menyebar ke beberapa jaringan tubuh, juga masih dalam tahap penelitian. Berbagai studi secara bertahap selalu melaporkan hasil mengenai virus Corona atau COVID-19 ini. Adapun berikut adalah rangkuman mengenai cara perkembangan virus corona atau COVID-19 di dalam tubuh manusia yang telah disadur dari berbagai sumber.
Cara perkembangan virus Corona di tubuh manusia
Melansir dari WHO, berikut hasil penelusuran pertama kali mengenai perkembangan virus Corona atau COVID-19:
- Sekelompok kasus pneumonia di Cina pada Desember 2019.
- Virus yang sebelumnya tidak dikenal sama sekali, hanya mirip dengan beberapa virus sebelumnya.
- Bagian-bagian dari COVID-19: envelope, materi genetik, lonjakan protein yang menyerupai mahkota. Akhirnya diambil dari kata crown yang berarti mahkota.
- Tipe perbedaan: pada pernapasan tampak pneumonia atau pilek biasa. Namun terkadang ada tanda di pencernaan yang umumnya merupakan penyakit ringan.
- Beberapa menyebabkan penyakit parah, seperti kasus pertama kali ditemukan SARS-COV di Cina 2003, MERS-COV di Saudi Arabia 2012, dan kali ini COVID-19 di Wuhan, Cina.
Perkembangan virus Corona pada sistem pernapasan
Layaknya virus yang menyerang manusia sebelumnya, COVID-19 juga merupakan penyakit pernapasan sehingga yang diserang pertama kali oleh virus adalah sistem pernafasan atau paru-paru. Setelah terpapar virus Corona, biasanya muncul gejala ringan pada hari kedua atau selama masa inkubasi (14 hari). Tingkat keparahan COVID-19 bervariasi, dari gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali, hingga sakit parah atau kadang yang paling fatal, bisa hingga meninggal.
Organ lain yang terkena COVID-19
Perkembangan virus cCrona di dalam tubuh sebagian juga mempengaruhi sistem kerja organ lain. Pada pasien yang sakit parah, sebagian besar pasien nyatanya juga mengalami disfungsi dalam sistem organ lain. Hal ini bisa terjadi akibat terjadinya infeksi parah. Kerusakan pada organ ini tidak selalu secara langsung muncul dari adanya infeksi, tetapi diakibatkan oleh respon tubuh terhadap infeksi.
Baca juga: 10 Tips Sehat Menjaga Imunitas di Kantor Untuk Mencegah Corona
Perut dan usus
Perkembangan virus Corona di dalam tubuh selanjutnya yang dialami oleh beberapa pasien positif COVID-19 melaporkan gejala gastrointestinal. Tanda berupa rasa mual atau diare, meski gejala ini lebih jarang terjadi daripada masalah pada paru-paru. Kemungkinan yang ada, virus hanya masuk di organ paru-paru dan tidak mencapai usus. Hasil penelitian dari New England Journal of Medicine, melaporkan bahwa sampel tinja dari orang terjangkit COVID-19 dinyatakan positif virus corona. Namun, masih dalam studi tindak lanjut mengenai penularan tinja dari virus ini apakah dapat terjadi.
Perkembangan virus Corona menyerang jantung
Virus Corona bisa menyerang jantung. Hal ini dikarenakan virus merusak fungsi pembuluh darah. Kerusakan organ paru-paru pada seseorang akan menghambat oksigen. Jika pembuluh darah didalam paru-paru rusak, dan paru-paru mengalami penebalan dinding, maka pembuluh darah tidak dapat memberikan oksigen untuk menyalurkan darah ke jantung. Kalau virus corona berkembang di jantung, denyut nadi dan irama jantung seseorang tidak akan teratur. Orang tersebut akan mengalami tekanan darah yang rendah. Dan kemudian dapat menyebabkan serangan jantung hingga kematian.
Hati dan ginjal
Kerusakan organ tubuh manusia, pada awalnya disebabkan oleh paru-paru. Paru-paru memiliki fungsi untuk memproduksi oksigen dalam tubuh. Dilansir dari Healthline, tubuh yang kekurangan oksigen akan merusak sel-sel yang ada pada hati. Karena hati membutuhkan darah dan oksigen untuk melakukan tugasnya. Apabila ginjal kekurangan oksigen, akan menyebabkan kerusakan parah dan membuat orang sakit gagal ginjal. Kerusakan-kerusakan yang diakibatkan, akan membuat organ tersebut rusak dan memproduksi enzim yang berupa racun.
Baca juga: 10 Ide Usaha Sampingan Yang Bisa Dilakukan Di Rumah Kala Corona
Sistem kekebalan tubuh
Perkembangan virus corona di dalam tubuh selanjutnya adalah menyerang sistem kekebalan tubuh. Meski respons imun ini mampu membersihkan tubuh dari infeksi, tapi terkadang juga bisa menyebabkan kerusakan kolateral pada tubuh. Hal ini yang biasa dokter mengenalnya sebagai “badai sitokin” atau respons peradangan yang intens. Sel-sel kekebalan memproduksi sitokin untuk melawan infeksi, tapi jika terlalu banyak yang dilepaskan, bisa menyebabkan masalah dalam tubuh.
Virus Corona bertahan sekitar 5 minggu dalam tubuh
Melansir dari CBS News, 19 dokter yang menulis studi tentang virus COVID-19 terdapat catatan-catatan khusus, diantaranya: virus corona ada dalam tubuh pasien dengan status penyakit parah bisa bertahan selama rata-rata 19 hari. Apabila status pasien telah memasuki fase penyakit kritis, virus bisa bertahan selama rata-rata 24 hari. Namun secara keseluruhan, virus dapat terdeteksi selama rata-rata 20 hari pada pasien yang akhirnya keluar dari rumah sakit.
Pencegahan virus Corona versi WHO
Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah virus Corona di rumah atau selama di kantor. Diantaranya:
- Tutup mulut dan hidung ketika bersin menggunakan tisu atau tangan. Kemudian segera buang tisu dan cuci tangan kamu.
- Jaga jarak dengan orang yang sedang sakit.
- Gunakan masker atau PPE atau alat pelindung diri (APD).
- Rutin mencuci tangan.
- Hindari hal tidak penting untuk kontak dengan binatang. Jika ingin memberi makan hewan peliharaan kamu, segera cuci tangan dengan benar.
- Masak daging dan telur dengan matang.
- Bertahanlah di rumah selama kamu demam atau merasa tidak enak badan.
- Segera hubungi tim medis apabila merasa flu, batuk, dan sesak napas yang parah, padahal kamu tidak pernang mengalami sebelumnya.