Sejak adanya pandemi COVID-19, bisnis UMKM di Indonesia semakin bertunas setiap hari. Di antara tunas itu, ada yang berkembang tapi banyak juga yang mati. Apa masalahnya? Selain karena kendala teknis, lambatnya perkembangan bisnis UMKM bisa jadi disebabkan oleh masalah keuangan yang tidak bisa di antisipasi sejak dini. Nah, kendala finansial ini bisa berujung pada risiko yang cukup fatal pada usaha jika tidak segera diatasi. Agar hal tersebut tidak terjadi pada usaha kamu, berikut ini akan kami bahas 10 masalah keuangan UMKM dan cara menaggulanginya. Selamat membaca!
10 Masalah keuangan UMKM dan cara menaggulanginya
1. Kurangnya modal usaha
Adalah masalah mendasar dan umum terjadi di setiap bisnis yang baru saja kalian rintis. Tak jarang, keinginan membuka atau mengembangkan usaha karena tak adanya modal jadi gagal. Alhasil ide-ide brilian kalian harus mengendap dan terkubur ditelan angan-angan. Bagaimana cara menyikapinya? Masalah keuangan UMKM ini memang jadi pertama yang harus diselesaikan. Selain menabung, kalian bisa membuat proposal pengajuan dana usaha pada pemerintah dengan berbagai persyaratannya. Atau bisa juga kalian mengajukan pinjaman bank, hanya saja kalian akan diributkan dengan lamanya proses birokrasi, meski ketika pinjaman kalian disetujui, dana yang dikucurkan cukup menjanjikan. Cara lain adalah menemukan Angel Investor untuk bisnis UMKM kalian.
2. Tidak ada rencana anggaran yang matang
Sebagai wirausahawan mandiri, biasanya dalam membuka UMKM kalian melakukan seorang diri, baik itu produksi, pemasaran, distribusi, maupun pengelolaan keuangan. Tak jarang, pekerjaan yang multitasking ini membuat kalian keteteran untuk mengurus dengan matang. Karena alasan ini pulalah, biasanya kalian jadi bertindak sesukanya dalam mengelola laba bisnis. Padahal masalah keuangan UMKM salah satunya terletak pada pemanfaatan anggaran yang semena-mena. Seperti belanja barang tersier yang tak ada hubungannya dengan bisnis, misalnya. Cara mengatasinya adalah reset kembali rencana anggaran bisnis kalian per bulan. Fokuskan pada kebutuhan bisnis dan bagi jadi beberapa bagian akumulasi keuntungan dalam satu bulan itu. Misal untuk gaji, pengeluaran, dan investasi.
3. Tidak memiliki mentor
Selain karena masalah keuangan UMKM, tak adanya mentor yang membimbing kalian mengelola bisnis kalian rupanya cukup jadi kendala yang signifikan, kecuali jika kalian punya inisiatif mencari informasi sendiri dan mau belajar otodidak. Belajar otodidak pun tak ubahnya seperti eksperimen yang banyak gagalnya, sebab kalian tak tahu tepat di mana kesalahan bisnis yang mestinya kalian hindari atau perbaiki. Lantas apa jadinya jika kalian hanya mengandalkan insting semata dalam menjalankan bisnis? Pecayalah, ketajaman insting pebisnis tak serta merta terasah begitu saja di awal usaha. Solusinya yaitu cari mentor. Mentor tak harus jelmaan mahaguru yang mendampingi kalian tiap waktu. Tapi kalian bisa mendapatkannya lewat buku, seminar, maupun situs dan media sosial pebisnis sukses.
Baca juga: 10 Tips Manajemen Waktu untuk Pemilik Bisnis Rumahan dan UMKM
4. Kurangnya inovasi
Apa yang menyebabkan bisnis kalian stagnan atau tak bergairah membuat inovasi? Salah satu kendalanya yaitu masalah keuangan UMKM yang mengakibatkan sulitnya inovasi produk. Selain karena masalah kreativitas, tentu keuangan jadi penentu terwujudnya inovasi. Sebetulnya dalam kondisi keuangan yang sulit, bisnis kalian masih bisa bertahan hidup dengan sedikit sentuhan keberanian kreativitas yang minim dana. Temukan inovasi produk yang sekiranya tak perlu banyak makan biaya. Umpama kalian punya bisnis rajutan tas wanita, kalian bisa menambahkan aksesori bunga kering di tas itu atau bisa juga kalian membuat tas rajutan berdasarkan tema. Menentukan tema tentu harus sesuai pasar, misal tas rajutan berpola tokoh hero.
5. Kurang tahu bagaimana cara membesarkan bisnis
Permasalahan UKM selanjutnya adalah minimnya pengetahuan pengusaha UKM tentang manajemen bisnis yang baik. Banyak pelaku UKM hanya fokus memproduksi barang, tanpa memikirkan bagaimana strategi ekspansi bisnisnya lebih besar lagi. Akibatnya, pengusaha UKM kesulitan dalam meningkatkan level bisnisnya. Usaha yang mereka jalankan tidak berkembang dan omzet yang didapat tidak mengalami kenaikan. Caranya bisa dengan banyak membaca dan belajar. Cara lain bisa dengan belajar dari pengalaman yang dibagikan oleh banyak pebisnis dunia maupun lokal dari berbagai buku, situs berita, jejaring sosial, atau melalui seminar, workshop, dll. Selain itu, kamu juga sangat disarankan untuk bergabung ke suatu komunitas bisnis yang dapat mempertemukan kamu dengan banyak praktisi bisnis lainnya.
6. Belum memaksimalkan pemasaran online
Permasalahan UKM yang keenam ini masih berhubungan erat dengan poin keempat, yaitu sulitnya mendistribusikan barang. Salah satu faktor yang menyebabkan pendistribusian barang UKM kurang meluas karena pengusaha belum melakukan pemasaran online. Mungkin, beberapa pelaku UKM sudah memasarkan produknya secara online melalui media sosial, situs marketplace, dll, akan tetapi dalam prakteknya masih kurang maksimal. Sehingga, hasil yang didapat pun kurang maksimal. Cara mengatasinya bisa dengan memilih saluran pemasaran online yang tepat, lalu fokus memasarkan di saluran tersebut, dan terus mengoptimasinya. Misalnya: seorang pengusaha kerajinan tangan sebaiknya memasarkan produknya melalui Instagram. Memang tidak ada salahnya memasarkan produk tersebut ke saluran lain, misalnya Facebook atau situs marketplace.
7. Mengabaikan laporan keuangan
Tak cuma soal rencana anggaran yang bisa membuat masalah keuangan bisnis kalian berantakan, tapi juga laporan keuangan yang tidak konsisten kalian buat. Kalau laporan keuangan saja kalian abai, bagaimana kalian tahu keuntungan bisnis kalian? Bagaimana kalian belanja kebutuhan bisnis bulanan? Alokasi dana darimana? Sejatinya laporan keuangan bukan melulu mencatat uang masuk dan keluar. Uang masuk adalah pendapatan dan uang keluar adalah pengeluaran, sedangkan selisihnya adalah laba. Bukan begitu. Laporan keuangan tak sesederhana itu, tapi paling tidak kalian punya laporan Neraca, Arus Kas, dan Laba Rugi. Bingung membuatnya? Kalau kalian malas melakukan sendiri, mungkin kalian perlu akuntan untuk mengerjakan laporan keuangan.
Baca juga: 10 Cara Efektif Menentukan Target Pasar Untuk Bisnis UMKM
8. Masih melakukan pembukuan konvensional
Coba periksa kembali pencatatan keuangan bisnis kalian. Jangan sampai hanya karena salah meng-input data, keuangan kalian dalam masalah besar. Terkadang kesalahan kecil semacam ini terjadi jika kalian masih melakukan pembukuan manual atau konvensional. Tak cuma salah rekapitulasi, data hilang dan rusak sangat mungkin terjadi. Sementara itu, penumpukan kertas di tempat usaha kalian lambat laun memakan ruang. Oleh karenanya kalian harus mengatur kembali pembukuan. Berada di era digital, sangat mungkin kalian memakai pembukuan digital dengan meng-install software akuntansi. Selain mudah digunakan, tentu kesalahan dalam memasukkan data bisa diminimalisasi. Di samping itu, pelaporan keuangan yang bisa kalian pantau secara realtime itu bisa mencegah hilangnya data. Sebab software akuntansi selalu mem-backup secara berkala tiap data yang kalian masukkan. Jadi jangan khawatir tiba-tiba hilang tak bisa dilacak.
9. Tak memiliki izin resmi
Masalah keuangan tentu menghambat berkembangnya UMKM yang susah payah kalian dirikan. Sementara mencari pendanaan tak mungkin kalian lakukan. Bagaimana mungkin itu terjadi? Penyumbang dana enggan melirik bisnis kalian bisa jadi karena tak punya izin resmi. Sebuah bisnis tak mungkin dapat izin resmi kalau tak mengurus NPWP dan patuh membayar pajak serta perizinan lingkungan dan lainnya. Jadi wajar kiranya kalau bisnis kalian dianggap abal-abal oleh calon investor. Mulai sekarang, kalian harus berbenah. Masalah keuangan UMKM saling terkait sebab dan akibatnya.
10. Kesulitan mendistribusikan barang
Permasalahan UKM selanjutnya terletak pada masalah pendistribusian barang. Selama ini banyak pelaku UKM kekurangan channel dalam mendistribusikan produknya. Kebanyakan hanya fokus mendistribusikan barang kepada beberapa kolega dan pengepul yang dikenalnya saja. Tentu cara pemasaran seperti ini masih sangat sederhana dan jangkauannya belum terlalu luas. Hal ini bisa kamu atasi dengan aktif mengikuti pameran produk yang diadakan berbagai lembaga pemerintah, swasta, maupun komunitas. Cara ini tidak ada salahnya kamu coba untuk memperluas jangkauan pasar kamu. Selain itu, cobalah melakukan kerjasama dengan berbagai merchant/ outlet yang bisa membantu memasarkan produk kamu di toko mereka. Dengan begitu, pendistribusian produk kamu bisa lebih luas dan menjangkau pasar yang lebih luas juga.
You made some good points there. I did a search on the topic and hardly found any specific details on other sites, but then great to be here, seriously, thanks.