Ketika kita mengembangkan sebuah bisnis, salah satu poin yang tidak mungkin bisa terlewati adalah tentang membuat merek atau brand dari produk yang kita pasarkan. Merek memang menjadi hal yang sangat krusial karena selain sebagai identitas namun juga bisa menjadi pemicu berkembangnya usaha kita. Pemilihan merek yang tepat nantinya menguntungkan serta memberikan banyak kelebihan dari bisnis kamu dibanding dengan para pesaingnya. Namun di sisi lain, jika kita kurang tepat dalam memilih nama brand, maka bukan tidak mungkin justru kemunduran bisnislah yang akan kita alami. Nah bagi kamu yang sedang mengembangkan bisnis dan mencari merek yang tepat untuk usaha kamu, berikut ini akan kita bagikan 8 jenis merek yang dilindungi dan mungkin jarang kamu ketahui. Semua tujuan dari merek-merek ini bisa membantu kamu kedepannya.
Apa itu Merek?
Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merk dan Indikasi Geografis, menyebutkan bahwa merek adalah sebuah tanda atau simbol yang terdiri dari gambar, nama, kata, huruf-huruf, istilah, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang ditujukan untuk mengidentifikasi, memiliki daya pembeda dan digunakan untuk memberikan identitas atau kegiatan perdagangan barang atau jasa. Selain itu, merek juga bisa menjadi jaminan mutu apabila dibandingkan dengan produk barang atau jasa sejenis yang dibuat pihak lain. Hal ini dikarenakan merek mengandung janji perusahaan yang secara konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.
8 jenis merek yang dilindungi dan mungkin jarang kamu ketahui
1. Merek dagang
Merek dagang merupakan sebuah identitas yang melekat pada sebuah produk yang diperdagangkan atau ditawarkan kepada konsumen. Biasanya melekat pada kemasan, baik berupa nama, logo, atau simbol – simbol lainnya. Melalui merek dagang tersebut seorang pelanggan langsung bisa mengenali produk dan karakteristiknya, meskipun terdapat produk lain yang serupa. Terdapat tiga jenis merek dagang yang biasanya disematkan pada akhir nama brandnya, yaitu ™, ℠, dan ®
2. Merek jasa
Tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, namun ini melekat pada penawaran jasa pada pelanggannya. Melalui ini, seorang pemilik bisnisnya bisa melindungi ide serta konsep layanan jasanya. Sehingga tidak memungkinkan diambil keuntungan oleh pihak lainnya. Sama seperti dengan jenis merek dagang, memiliki identifikasi berbeda apabila sudah terdaftar. Menggunakan simbol sama, yaitu TM, SM, dan R. Sehingga perlindungannya juga lebih baik bagi para pemilik bisnis.
3. Merek kolektif
Terkadang terdapat barang atau jasa dengan karakteristik sama serta diperdagangkan oleh berbagai perusahaan. Untuk memberikan identitas maupun perlindungan, dikelompokkanlah pada jenis merek kolektif.
Baca juga: 10 Alasan Pentingnya Personal Branding di Era Digital
4. Merek fungsional
Merek fungsional merupakan pemberian identitas dan persepsi pada sebuah barang atau jasa sesuai dengan keunggulan fungsionalnya. Contohnya ketika ingin membangun jasa ekspedisi super cepat, diberikan nama KILAT. Pemberian nama tersebut tentunya langsung melekat pada benak konsumen bahwa jasa yang ditawarkan sangat cepat. Apalagi jika dibarengi dengan ditepatinya layanan jasa pengirimannya tersebut. Antara fungsi, layanan, dan brand semuanya saling menguatkan.
5. Merek citra
Di antara jenis – jenis merek lainnya, jenis merek ini memfokuskan pada pemberian nilai manfaat terhadap penggunanya, sehingga ketika penggunanya menggunakan produknya bisa lebih mengekspresikan dirinya. Karena dengan menggunakan produknya bisa meningkatkan citranya. Contohnya ketika menggunakan produk Iphone, akan menumbuhkan citra bahwa seseorang tersebut kaya. Pemberian identitas pada penggunanya untuk meningkatkan citranya disebut dengan image brand. Hal ini ternyata juga dilindungi dengan HAKI.
Baca juga: Mana yang Lebih Penting Antara Marketing dan Branding?
6. Merek termashyur (famous mark)
Tingkat derajat merek yang tertinggi adalah merek termasyur. Derajat merek termahsyurpun lebih tinggi daripada merek biasa, sehingga jenis barang apa saja yang berada dibawah merek ini langsung menimbulkan sentuhan mitos. Oleh karena definisi tersebut bagi yang mencoba, besar sekali kemungkinannya akan terjebak dengan perumusan tumpang tindih merek terkenal.
7. Merek eksperiensial
Merek eksperiensial berusaha menunjukkan identitas produknya melalui pengalaman yang dilalui oleh penggunanya ketika menggunakan produknya. Mulai dari setting, desain produknya, aksesoris, disesuaikan untuk menunjang pengalaman penggunanya. Setiap jenis brand memiliki keunggulannya masing – masing dalam menggapai konsumen. Menciptakan identitas kuat sangat diperlukan dalam membangun kesadaran dari para konsumen serta membedakan dari produk sejenisnya.
8. Merek biasa (normal marks)
Merek biasa adalah merk yang tidak memiliki reputasi tinggi. Merek yang berderajat biasa ini dianggap kurang memberi pancaran simbolis gaya hidup, baik dari segi pemakaian dan teknologi. Masyarakat atau konsumen melihat merk tersebut kualitasnya rendah. Merk ini dianggap tidak memiliki drawing power yang mampu memberi sentuhan keakraban dan kekuatan mitos (mysical power) yang sugesif kepada masyarakat dan konsumen dan tidak mampu membentuk lapisan pasar dan pemakai.