Setiap orang pasti pernah merasakan bosan atau hari yang buruk dalam pekerjaannya. Namun, jika kamu membenci pekerjaan kamu saat ini, waspadalah pada efek buruk yang bisa menimpa badan dan pikiran kamu seperti merasa stress hingga nyeri otot. Agar hal ini tidak terjadi, kamu perlu mengetahui apa saja penyebabnya. Mungkin bisa dikarenakan bidang pekerjaan yang tidak sesuai, gaji terlalu kecil, atasan yang terlalu diktator, suasana kerja yang tidak kondusif, rekan kerja yang saling menjatuhkan, dan masih banyak lagi. Apa pun alasannya, berikut ini adalah 10 efek buruknya pada kesehatan apabila kamu bosan dengan pekerjaan kamu.
10 Efek buruknya pada kesehatan apabila kamu bosan dengan pekerjaan kamu
1. Sering sakit atau imun tubuh menurun
Menurut penelitian yang dipublikasikan di “The Malaysian Journal of Medical Sciences” tahun 2008, efek buruk pertama pada kesehatan apabila kamu bosan dengan pekerjaan kamu adalah seseorang bisa menjadi lebih sering sakit atau sistem kekebalan tubuh menurun. Tidak hanya itu menurut dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter, orang yang mengalami imun tubuh menurun akan lebih sering terkena viruss, seperti virus influenza atau common cold. Selain itu, penurunan imun tubuh juga dapat menyebabkan lamanya pemulihan dari penyakit atau cedera.
2. Lelah terus-terusan
Ini merupakan kelelahan yang tak bisa diobati dengan tidur siang atau istirahat pada akhir pekan. Rasa lelah yang berlebihan atau burn out bakal terjadi pada pekerja yang sudah mengalami stres berat atau depresi. Hal ini malah bisa jadi disebabkan oleh perasaan sedih, putus asa, dan tidak berdaya yang dirasakan saat bekerja di kantor. Bahkan yang semakin parah, seringkali nyeri emosional yang kronis bisa membuat seseorang enggan bangun dari tempat tidur karena rasanya sudah tidak mempunyai tenaga.
3. Sulit tidur
Seperti yang dijelaskan pada poin no 2, akan banyak orang yang melaporkan tidak bisa tidur karena pikiran yang masih berpacu atau tak bisa terus tertidur. Mereka terbangun tengah malam memikirkan tentang hal-hal apa saja yang harus dilakukan di kantor. Sulit tidur selama beberapa malam memang bukan masalah besar. Namun, jika ini menjadi sebuah pola, ini mungkin pertanda bahwa stres pekerjaan mulai “meracuni” tubuh kamu. Kurangnya waktu tidur dan rendahnya kualitas tidur akan dapat meningkatkan emosi negatif seperti ansietas, kegelisahan, dan rasa sedih. Selain itu, hal ini juga bisa menurunkan berbagai emosi positif seperti kebahagiaan, antusiasme, dan rasa gembira.
Baca juga: 10 Kriteria Lingkungan Kerja Yang Baik untuk Kesehatan Mental
4. Sering sakit kepala
Menurut American Psychological Association, ketika kamu melihat tempat kerja sebagai “zona berbahaya”, itu membuat otot tubuh menegang. Ketegangan kronis ini biasanya akan terjadi di area sekitar leher, bahu, dan kepala yang bisa dikaitkan dengan migren dan sakit kepala tipe tegang. Selain itu ciri lain sakit kepala tipe tegang yakni sakit tersebut kerap muncul pada siang atau sore hari setelah beraktivitas, tidak membaik setelah istirahat, dan bikin sulit fokus. Sakit kepala jenis ini lantas bisa menyebabkan seseorang lebih sensitif terhadap cahaya atau suara, meski demikian kasus ini jarang terjadi.
5. Nyeri otot
Terperangkap dalam pekerjaan yang dibenci mungkin rasanya seperti bertarung melawan harimau liar di meja kerja. Kerja di bawah “ancaman” seperti ini juga bisa membuat tubuh memberikan respons negatif dengan cara mengeluarkan hormon kortisol saat sedang stres atau banyak pikiran. Kadar kortisol yang berlebihan ini akan membuat tubuh lebih sensitif terhadap nyeri, mencetuskan proses peradangan, dan menyebabkan terbentuknya radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas yang bersemayam di dalam tubuh lantas dapat merusak sel-sel otot, mempercepat penuaan sel, dan merusak jaringan-jaringan tubuh lainnya.
6. Perut tak bersahabat
Gangguan pencernaan pada tubuh, konstipasi, dan perut kembung juga ada kaitan eratnya dengan stres. Ini karena stres bisa berdampak pada apa yang dicerna usus dan juga dapat mengubah bakteri di usus, yang pada gilirannya bisa memengaruhi mood kamu. Selain itu, pada saat seseorang mengalami stress berat maka tubuh tidak mampu lagi menyimpan glukosa yang berlebih, sehingga kamu mungkin akan mengalami peningkatan risiko penyakit diabetes tipe 2.
7. Peningkatan kadar hormon, pernapasan, dan detak jantung
Stres tidak hanya berbahaya bagi pencernaan namun juga bisa menyebabkan luka pada lambung (dapat memicu luka yang telah kamu alami untuk kembali aktif). Gejala yang ditimbulkan dari luka pada lambung ini bisa bermacam-macam, mulai dari mual, muntah, atau sakit perut. Selain itu, stres dapat memengaruhi pergerakan makanan di dalam usus, sehingga memicu diare atau konstipasi.
Baca juga: Kesehatan Mental Karyawan dan Pengaruhnya Bagi Perusahaan
8. Perubahan nafsu makan
Nafsu makan juga ada hubungannya dengan otak. Dilansir dari laman Harvard Health Publising, di bawah tekanan akut, respons fight-or-flight melepaskan adrenalin, memberi tahu tubuh untuk menekan pencernaan agar fokus pada “penyelamatan diri” dari bahaya yang dirasakan. Di bawah tekanan jangka panjang, kelenjar adrenalin akan melepaskan dan membangun kortisol, hormon yang bisa meningkatkan rasa lapar. Tak hanya itu, laporan ini juga menyebut bahwa makanan manis bisa menumpulkan respons emosi yang berkaitan dengan stres. Itulah kenapa meski banyak yang menganggapnya sebagai comfort food (termasuk juga makanan yang tinggi lemak), tapi kebiasaan makanan manis tergolong tak sehat dan harus dihindari.
9. Kehilangan minat seks dan gangguan sistem reproduksi
Jika kamu sering pulang dengan membawa banyak pekerjaan rumah, hubungan kamu dan pasangan juga bisa dipertaruhkan loh. Dilansir dari laman American Psychological Association, saat wanita harus menangani beberapa hal sekaligus, misalnya stres pekerjaan, kewajiban pribadi, mengurus anak, atau mengelola keuangan, ini bisa menurunkan gairah seksual. Ditambah lagi jika stres berkepanjangan bisa menyebabkan siklus haid terganggu, durasinya memanjang, atau nyeri yang dirasakan lebih hebat. Sedangkan pada pria, kadar testosteron akan menurun. Ini akan memengaruhi produksi sperma dan bisa menyebabkan impotensi.
10. Kondisi mental memburuk
Efek buruk terakhir yang paling mematikan adalah masalah kesehatan mental yang akan terus menurun. Hal ini umumnya dirasakan apabila kamu terus-menerus mendapat perlakuan yang tidak adil di tempat kerja atau mungkin selalu merasa salah di mata atasan. Hal ini nantinya yang akan bisa menyebabkan stres berlebih. Jika sudah begini sebaiknya kamu diskusikan permasalahan kamudengan orang-orang terdekat dan minta masukan. Jika sudah mencoba untuk berubah tapi lingkungan kerja masih juga toxic dan kamu masih membenci pekerjaan kamu, lebih baik tinggalkan. Pada saat ini, yang penting bukan lagi mengatasi gejala stres yang dirasakan, tapi mengidentifikasi masalah yang mendasarinya.