Boleh jadi saat ini kamu berpikir, modal dalam bisnis bukanlah hal utama yang menentukan kesuksesan. Sebab, masih ada faktor penting lainnya, seperti sumber daya manusia, kemampuan negosiasi, penggunaan strategi yang brilian, hingga penerapan digital marketing. Namun sayangnya hal tersebut tidak berlaku selamanya. Terlebih apabila bisnis sudah memasuki fase pengembangan ketika kamu membuka gerai baru hingga menambah inventaris untuk meningkatkan hasil produksi. Saat kamu memasuki tahap ini tentunya kamu membutuhkan uang dan bisa saja mendapatkannya dari seorang investor. Nah buat kamu yang akan masuk ke tahap ini, kita akan bagikan ni 10 cara memilih investor saat usaha kamu ingin berkembang. Semoga membantu ya!
Alasan meminjam modal dari investor beserta kelebihannya
Pada akhirnya, banyak pengusaha mencari tambahan modal dari investor ketika sudah waktunya bisnis berkembang. Mengapa meminjam dari seorang investor? Karena mendapat modal dari investor dinilai lebih minim risiko dibanding mendapatkannya secara kredit di bank. Hal ini juga karena usaha yang baru dimulai umumnya belum bisa memberikan hasil secara pasti. Sementara kredit melalui perbankan, tentunya memiliki kewajiban untuk melakukan cicilan pembayaran pinjaman setiap bulan.
10 cara memilih investor saat usaha kamu ingin berkembang
1. Ketahui terlebih dahulu jenis investor
Ketika ingin mendapatkan suntikan dana dari investor, maka kamu harus mengenali calon investornya terlebih dahulu. Secara umum, ada tiga jenis investor yang siap mendanai perusahaan, yaitu:
a) Private Equity (PE): mencakup pembelian perusahaan, pendanaan proyek, ataupun investasi pribadi yang dilakukan oleh individu atau suatu institusi pribadi.
b) Ventura Capital (VC): biasanya menanamkan modal mereka pada usaha rintisan yang dinilai mempunyai peluang tinggi untuk berhasil. Selain modal, VC juga biasanya melakukan pendampingan pada usaha rintisan yang mereka danai.
c) Angel Investor: merupakan seseorang yang mencari keuntungan tinggi melalui investasi pribadi untuk perusahaan startup. Angel investor biasanya memberikan modal seperti VC, namun dengan jumlah uang yang lebih sedikit.
Bila sudah mengetahui jenis-jenis investor yang ada, kamu bisa mencari investor yang sesuai dengan kebutuhan usahamu saat ini. Kalau kamu membutuhkan tambahan modal dalam jumlah kecil, kamu dapat mencari investasi pribadi yang tidak dipublikasikan.
2. Harus bisa menjadi mentor
Mencari seorang investor tidak hanya sekedar soal jumlah uang yang bisa mereka tanamkan. Lebih dari itu, seorang investor harus bisa menjadi mentor bagi kamu untuk mengembangkan bisnis yang sedang kamu rintis. Investor juga harus bisa seorang setia menemani dan membantumu tatkala kamu berada pada masa-masa sulit. Hal inilah yang sering kali menjadi jebakan bagi sebagian besar pebisnis di awal usaha mereka. Alih-alih mencari seorang yang bisa menjadi mentor, kebanyakan pebisnis pemula hanya menjadikan investor sebagai sumber dana bagi usaha mereka.
3. Hindari memilih pribadi yang hanya terpacu oleh keuntungan
Seperti halnya ketika seorang founder (pendiri usaha rintisan) yang hanya terpacu pada uang, kehadiran seorang investor yang hanya terpacu pada keuntungan belaka juga akan mengakibatkan hal buruk pada sebuah usaha rintisan.
Pada umumnya, sebuah usaha rintisan akan bermuara pada dua tujuan, yaitu diakuisisi oleh sebuah perusahaan yang lebih besar atau berakhir di pasar saham. Jika sejak awal investor kita hanya menginginkan pembagian keuntungan yang besar dan cepat saja, maka investor tersebut akan lebih banyak mendorong kita untuk secepatnya menjual bisnis kita kepada sebuah perusahaan besar dan bukan meningkatkan nilai bisnis tersebut sehingga mampu bersaing di pasar modal.
Baca juga: Inilah 10 Cara Mengembangkan Bisnis UMKM di Era Digital
4. Mencari investor dengan background yang sesuai
Mencari seorang investor seringkali diibaratkan seperti mencari seorang pasangan hidup. Dalam memilih seorang pasangan hidup, pastinya kamu harus mengenal lebih dulu calon yang akan menemani dirimu, dalam suka dan duka. Sama halnya dengan memilih seorang investor, kamu harus selalu mempertimbangkan bahwa investormu akan selalu setia mendukungmu dalam berbagai keadaan. Sehubungan hal tersebut, ada baiknya kamu mengetahui lebih banyak soal calon investormu sebelum menandatangani sebuah kesepakatan.
5. Memiliki etos kerja yang baik dan kredibilitas
Sama halnya dengan memilih karyawan untuk berinvestasi, investor juga perlu memiliki etos kerja yang baik dan kredibilitas yang tingga. Hal ini diperlukan karena kamu perlu tau bagaimana sikap mereka terhadap karyawan, apakah bisa menularkan kedisiplinan dalam manajemen kinerja. Apakah bisa menghadirkan ilmu-ilmu baru pada perusahaanmu? Karena jika itu ada pada diri investor, perusahaan dan jasa yang ditawarkan akan memiliki karakter baik dan kuat serta mampu bersaing dalam keadaan apa pun.
6. Memiliki plan dan ide yang jelas
Salah satu hal yang tak boleh dilupakan dalam mencari investor yang tepat adalah mereka juga memiliki rencana yang jernih, business dan marketing plan, bahkan management plan terkait ide bisnis sudah kamu tawarkan. Sama hal nya dengan dirimu sebagai pemilik bisnis, mereka juga perlu menunjukkan pada perusahaan, rencana apa saja yang akan dilakukan dalam mengelola management perusahaan agar menghasilkan return. Setiap ide yang disampaikan sebaiknya tergambar jelas agar tidak menjadi masalah di masa depan.
7. Mendapatkan akses yang sulit didapat
Di dunia startup, koneksi yang dimiliki seseorang seringkali menjadi poin penting bagi sebuah startup. Investor yang memiliki kapabilitas tinggi adalah investor yang memiliki network/koneksi yang banyak sehingga dapat melakukan banyak hal-hal yang dapat membantu portfolio sebuah perusahaan. Sebagai contoh, kolaborasi dengan perusahaan besar, mengenalkan kepada Investor lain-nya untuk mendapatkan pendanaan round berikutnya, dan lain-lain. Khususnya, untuk Venture Capital yang berfokus di early stage, sangatlah penting nilai-nya ketika Venture Capital tersebut bisa membantu startup tersebut untuk mendapatkan pendanaan round berikut-berikutnya.
Baca juga: 10 Cara Menentukan Target Pasar untuk Bisnis Baru
8. Mendapatkan support lainnya dari investor
Ada berbagai jenis macam investor, dan jenis-jenis support yang diberikan pun berbeda-beda. Sebagai contoh:
・Apa saja strategi jangka pendek, pada awal-awal memulai bisnis
・Apa strategi jangka panjang, dari sejak bisnis berjalan sampai IPO
・Saran dan input terhadap masalah-masalah yang akan dihadapi seiring berkembangnya sebuah perusahaan, atau masalah penerimaan karyawan baru, dan lain-lain.
Biasanya investor banyak yang memiliki pengalaman membangun bisnis-nya sendiri di masa lalu, atau sudah banyak portfolio-nya sehingga mereka memiliki pengalaman dalam membangun sebuah produk dan service. Jadi, para investor tersebut biasanya dapat memberikan saran-saran yang berharga kepada para pemilik usaha. Pada saat inilah, saran-saran dari investor yang memiliki sudut pandang yang tinggi, kemudian strategi jangka panjang, yang sangat penting bagi para pemilik usaha.
9. Waspadai mereka yang meminta imbalan mayoritas kepemilikan
Seorang investor harusnya nggak meminta imbal balik melebihi 50%. Ketika calon investormu meminta lebih dari 50%, kamu harus berhati-hati dengan orang tersebut. Hal ini disebabkan karena meminta imbal balik sebesar itu kemungkinan bahwa dia nggak mempunyai pengalaman dalam mendanai sebuah usaha rintisan. Umumnya yang layak diminta oleh seorang investor adalah 40%. Lebih baik lagi jika di kisaran 20%-30% karena memang di situlah jumlah yang normal diminta oleh seorang investor. Ketika mereka meminta jumlah di atas itu, besar kemungkinan mereka hanya ingin memonopoli sebagian besar keuntungan dari usaha yang sudah susah payah kamu bangun.
10. Buat list calon investor
Terakhir, kamu perlu membuat list calon investor. Hal ini sangatlah penting bagi kamu yang sedang mencari cara untuk menarik investor. Hal ini bisa kamu lakukan jika kamu sudah memiliki target calon investor yang diinginkan atau yang sudah melewati tahap-tahap di atas. Saat memasuki fase ini pastikan kamu tidak hanya mencantumkan satu atau dua nama. Buat list calon investor sebanyak mungkin, sehingga peluang kamu untuk mendapatkan calon investor terbaik pun semakin besar. Namun ingat, nama-nama yang masuk dalam list investor tersebut haruslah nama-nama yang memiliki potensi tinggi. Bukan hanya potensi memberikan modal berupa uang saja, namun juga ide-ide kreatif yang akan menyumbang pada perkembangan bisnis.