Memasuki fase new normal, banyak perusahaan yang sudah mulai kembali beroperasi di kantor demi menghidupkan kembali perekonomian bangsa di tengah merebaknya pandemi COVID-19. Berbagai perusahaan pun dituntut untuk menerapkan fleksibilitas di kantor atau tempat kerja. Fleksibilitas kerja ini diyakini bisa membuat karyawan merasa tidak terikat dalam mengerjakan pekerjaannya. Hal ini lantas membuat karyawan merasa nyaman dalam bekerja. Sehingga, karyawan tidak merasa penat dan jenuh meski bekerja seharian penuh. Kalau karyawan sudah nyaman dalam bekerja, kinerja dan produktivitasnya diharapkan bisa meningkat. Nah berikut ini akan kami jelaskan cara-cara meningkatkan fleksibilitas kerja di kantor yang bisa kamu terapkan.
5 Cara meningkatkan fleksibilitas kerja di kantor
1. Mengurangi jam kerja
Peran perusahaan sangat dibutuhkan jika ingin menjadikan suasana kerja menjadi fleksibel. Untuk itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Salah satunya, dengan mengurangi jam kerja. Dengan begini, karyawan mendapatkan kesempatan untuk lebih banyak beristirahat atau menyempurnakan work-life balance. Sehingga saat bekerja kembali, moral dan motivasi kerjanya akan semakin tinggi.
2. Menetapkan jadwal kerja yang fleksibel
Cara lainnya, dengan menetapkan jadwal kerja yang fleksibel. Sehingga, setiap karyawan bebas menentukan jadwal kerjanya. Perusahaan juga bisa merekrut karyawan part-time dan freelancer. Kedua tipe karyawan tersebut dikenal memiliki tingkat fleksibilitas kerja yang tinggi. Meski demikian, perusahaan harus memperhatikan beberapa hal jika ingin menerapkan fleksibilitas kerja. Salah satunya adalah komunikasi. Fleksibilitas seringkali mengurangi frekuensi komunikasi antar karyawan. Tanpa komunikasi yang baik, proses kerja akan terganggu.
3. Telecommuting
Telecommuting memungkinkan karyawan untuk memiliki lebih banyak pilihan tempat dalam melakukan pekerjaan mereka, dapat dilakukan di kafe hingga duduk di kantor mereka. Ini bisa berupa pekerjaan full time atau part time. Telecommuting tidak hanya menghemat waktu dan biaya untuk karyawan, tetapi juga bagi perusahaan startup, telecommuting dapat menghemat anggaran perusahaan untuk mengatur ruang kantor, menyediakan peralatan, tagihan listrik, dan biaya terkait lainnya.
Baca juga: 10 Fasilitas Co-working Space Yang Dapat Menjadi Daya Tarik
4. Membuat sistem khusus untuk mengawasi karyawan
Lalu perusahaan juga harus memiliki sistem khusus untuk mengelola dan mengawasi karyawan. Karena, jadwal kerja yang fleksibel seringkali membuat pekerjaan tidak terselesaikan dengan baik. Kurangnya pengawasan bisa membuat kualitas pekerjaan menurun.
5. Menciptakan lingkungan dan waktu kerja personal yang kondusif
Setiap orang punya kebiasaan, pola, dan waktu kerja yang berbeda-beda. Ada yang bekerja lebih cepat ketika malam hari, ada yang sambil mendengarkan musik kesukaannya, ada yang butuh tempat yang tenang, bersih, dan nyaman, serta ada pula yang harus sering berpindah tempat untuk mengatasi kebosanan. Jam fleksibel memungkinkan semuanya, karena sistem kerja ini tidak diukur dari “bagaimana caranya, tetapi bagaimana hasilnya”. Karyawan punya kebebasan mengelola lingkungan dan waktu kerja personal yang paling kondusif untuk bekerja agar menghasilkan output yang memuaskan.
Manfaat penerapan fleksibilitas kerja di masa pandemi
1. Membantu memutus rantai penularan virus
Secara tidak langsung, menerapkan fleksibilitas kerja di tengah merebaknya pandemi dapat membantu memutus rantai penularan COVID-19. Jika bekerja dari rumah, aktivitas karyawan di luar ruangan dan di tempat umum otomatis akan berkurang. Hal yang sama juga akan dirasakan oleh pejuang WFO. Menghindari kerumunan massa dengan penyesuaian aturan jam kerja yang baru akan menjadi salah satu cara jitu untuk memerangi pandemi.
2. Mendorong produktivitas
Percaya atau tidak, pola kerja yang fleksibel dinilai dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Fleksibilitas kerja yang diterapkan menjelang new normal memungkinkan karyawan terhindar dari stres akibat banyaknya hal yang memicu kepanikan, terutama di masa pandemi. Selain itu, pola ini juga memberi karyawan rasa nyaman baik soal situasi kerja maupun jam kerja, sehingga karyawan memiliki suasana hati yang bagus dan semangat kerja lebih besar, yang mengarah terhadap tingginya produktivitas personal.
Baca juga: Ingin Mulai Usaha di Co-Working Space Jakarta? Begini Caranya
3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
Kesejahteraan karyawan merupakan sesuatu yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan sebelum menerapkan pola kerja yang fleksibel. Fleksibilitas kerja dapat meningkatkan kesejahteraan fisik maupun mental karyawan karena memungkinkan mereka beristirahat dengan cukup dan terhindar dari konflik sesama rekan kerja karena kurangnya interaksi tatap muka.
4. Meningkatkan kebahagiaan pekerja
Dengan adanya ruang kerja fleksibel, studi menunjukkan bahwa para pekerja fleksibel atau pekerja jarak jauh cenderung memiliki tingkat kebahagiaan dan kepuasan kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja lainnya. Alasannya sudah jelas. Pertama, ruang kerja fleksibel membuat hidup penggunanya lebih nyaman dengan memberikan kebebasan untuk memilih tempat kerja sesuai keinginan, jarak tempuh yang lebih pendek ke tempat kerja, serta pilihan lingkungan kerja yang lebih beragam.
5. Pemerataan ekonomi dan pembangunan
Kerja fleksibel juga berpotensi mengurangi dominasi pusat-pusat bisnis di kota besar dan mengalirkan keuntungan ke kota-kota yang lebih kecil. Selain itu, karena orang-orang mulai berpindah dari kota besar, bisnis dan permintaan akan tersebar lebih merata ke seluruh negeri, sehingga dapat meningkatkan perekonomian lokal maupun nasional.
Very interesting post. Your own web site is swiftly turning out to be certainly one of my favorites
Thanks for the great work! Cool blog. There are several opinions on this topic and this blog states the problem extremely great.
Kudos for the great article. I am glad I have taken the time to learn this.