Pandemi COVID-19 tidak hanya mengguncang sektor bisnis dan berbagai bidang kehidupan lainnya. Banyak sekali perubahan yang juga terjadi akibat wabah penyakit tersebut. Bahkan, kejadian di dunia kerja pada masa pandemi ini juga turut mengubah pola pikir calon karyawan, mulai dari pemilihan tempat kerja yang resisten hingga perusahaan yang memberikan benefit apabila pandemi terjadi lagi di masa depan. Lantas, seperti apakah perubahan pola pikir karyawan yang terjadi sebagai salah satu imbas wabah COVID-19? Berikut ulasan selengkapnya!
10 Perubahan pola pikir karyawan setelah terjadinya COVID-19
1. Karyawan ingin bekerja di industri yang resisten terhadap krisis
Salah satu perubahan pola pikir calon karyawan yang paling signifikan adalah keinginan mereka untuk bekerja di industri yang resisten terhadap krisis. Masa pandemi membuka mata banyak orang bahwa tidak semua sektor bisnis mampu bertahan menghadapi krisis. Krisis akibat wabah penyakit seperti COVID-19 membuktikan bahwa ranah Fast Moving Consumer Goods (FMCG), bisnis e-commerce, kesehatan, dan pendidikan adalah bidang-bidang bisnis yang terbilang stabil saat krisis. Kemungkinan besar beberapa bidang bisnis tersebut akan diincar oleh calon karyawan di masa kini dan masa mendatang.
2. Keinginan mendapatkan fasilitas pengembangan diri
Bekerja di perusahaan bukanlah zona nyaman yang boleh membuat karyawan terlena. Sebaliknya, pandemi telah mengubah pola pikir calon karyawan bahwa pelatihan untuk mengembangkan diri ternyata sangat penting. Jika kemampuan kerja kamu berkembang, kamu siap berpindah jalur karier ketika berhadapan dengan sesuatu yang sulit. Dunia kerja senantiasa membutuhkan orang-orang yang cepat beradaptasi dalam menghadapi perubahan zaman dan keinginan pasar.
3. Lebih ingin mengetahui hak-hak dalam masa krisis
Di masa pandemi ini, karyawan juga ingin lebih mengetahui hak-hak yang dapat diterima pada masa krisis, terutama jika harus mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Perubahan pola pikir calon karyawan ini terjadi karena banyak karyawan yang tidak memperoleh hak-hak sepadan setelah mengalami PHK di masa pandemi. Kecenderungan tersebut akan membuat calon karyawan berusaha lebih teliti memperjuangkan hak-hak yang seharusnya bisa diperoleh ketika bekerja di suatu perusahaan.
Baca juga: Ini Dia 7 Skill Yang Harus Dimiliki Setiap Karyawan Setelah Pandemi
4. Ingin tempat kerja yang menawarkan fleksibilitas kerja
Perubahan pola pikir karyawan lainnya yang diinginkan di dunia kerja saat pandemi terjadi adalah memiliki kebebasan untuk bekerja di mana saja. Analisa ini didapat dari Gartner yang menyebutkan bahwa 74% karyawan berniat meningkatkan remote working setelah pandemi. Selain itu, hal ini juga dianggap relatif lebih baik daripada bekerja di kantor fisik yang kini disebutkan sebagai tempat yang rentan tertular oleh virus Corona. Tidak hanya itu pakar melihat bahwa selama kebijakan work from home di tengah pandemi banyak profesional dapat menyesuaikan tuntutan kehidupan kerja dan rumah tangga sehingga perusahaan mungkin akan sulit untuk menolak penerapan fleksibilitas waktu kerja.
5. Pengurangan perjalanan bisnis
Pengurangan dalam intensitas perjalanan bisnis mungkin menjadi perubahan di dunia kerja lain yang akan terjadi pasca pandemi. Pasalnya, selama pandemi perusahan melihat bahwa untuk melakukan pekerjaan dan tinjauan bisnis ke luar kota atau negara tetap bisa dilakukan secara lebih efisien melalui platform konferensi video seperti Zoom, skype, google meet dan lain sebagainya. Cara ini juga tidak hanya dianggap efisien namun juga hemat dan dapat mengurangi stres karyawan di perjalanan.
6. Menjadi tenaga karyawan IT adalah penting
Tenaga karyawan IT akan menjadi sangat penting setelah pandemi berakhir. Dengan adanya pergeseran operasional di tempat kerja yang menjadi lebih virtual, maka peran departemen IT menjadi lebih penting dari sebelum pandemi. Sebab pekerjaan jarak jauh membawa tantangan baru terutama dalam hal keamanan dan teknologi pendukung. Perusahaan akan membutuhkan staf IT yang andal untuk mendukung operasional dan infrastruktur perusahaan. Tidak menutup kemungkinan tenaga IT akan ditugaskan untuk membuat tools baru yang dapat memudahkan proses kerja karyawan remote dalam perusahaan.
7. WFH dapat menyeimbangkan kebutuhan rumah dan pekerjaan
Pemberlakuan work from home membuat pekerja yang sudah berstatus suami istri dapat menyeimbangkan kebutuhannya. Dengan banyaknya perusahaan yang mulai mempertimbangkan fleksibilitas kerja setelah pandemi seperti dengan memberlakukan remote working, memungkinkan para pekerja yang sudah berstatus suami istri tetap bisa bekerja sambil menyeimbangkan kebutuhan rumah dan pekerjaan. Hal ini secara tidak langsung menciptakan tempat kerja yang lebih adil bagi karyawan yang sudah berstatus suami istri.
Baca juga: 11 Kesalahan Ini Dapat Membuat Startup Kehilangan Karyawan Terbaik
8. Hubungan antar karyawan akan menjadi lebih dekat
Salah satu perubahan di dunia kerja yang mungkin terjadi setelah pandemi adalah pengaruhnya dalam hubungan pribadi antar karyawan. Setelah sekian lama terpisahkan dengan jarak, banyak karyawan yang akan mulai menyadari betapa berharganya kesempatan untuk dapat terhubung dengan rekan kerja. Itu sebabnya setelah pandemi berakhir, hubungan antar karyawan pun bisa jadi akan semakin lebih dekat dari sebelumnya. Alih-alih sering berkomunikasi melalui pesan singkat, karyawan akan tergerak untuk langsung menghampiri rekan kerja dan berkomunikasi langsung.
9. Karyawan ingin bekerja di tempat yang minim birokrasi
Perubahan di dunia kerja lainnya yang mempengaruhi karyawan setelah pandemi adalah mereka ingin bekerja di perusahaan yang minim akan birokrasi. Pandemi COVID-19 menyebabkan banyak karyawan mau tidak mau memilih atau mengikuti sistem yang tidak perlu ini guna merampingkan proses dan mempercepat pendelegasian dan pengambilan keputusan jika sedang bekerja. Jika hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan pemberdayaan kerja pada masa-masa sekarang, tidak menutup kemungkinan kebijakan ini akan terus populer setelah pandemi berakhir.
10. Ingin memiliki bisnis atau usaha sampingan
Kondisi finansial yang sulit di masa pandemi juga membuka mata banyak karyawan tentang betapa pentingnya punya bisnis atau usaha sampingan. Pekerjaan utama yang stabil tak selalu bisa menjadi andalan karena kondisi tersebut bisa berubah dalam waktu singkat. Itulah sebabnya, bisnis atau usaha sampingan penting untuk menjaga kestabilan kondisi finansial, terutama bagi karyawan yang telah berkeluarga dan memiliki buah hati. Pemasukan berlebih dapat ditabung dan diinvestasikan sebagai aset berharga di masa depan.