Satu hal yang dirasakan seluruh rakyat Indonesia, termasuk karyawan kantor, dalam masa pandemi virus COVID-19 adalah rasa jenuh, betul? Kondisi yang tidak terjadi karena adanya tindakan monoton, tidak ada kreativitas, dan inovasi-inovasi baru ini kiranya ada hubungannya dengan pola kerja karyawan juga loh diperusahaan. Lantas dengan terjadinya hal ini, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah melakukan rotasi pekerjaan agar perusahaan dapat mempertahankan dan mengembangkan kemampuan karyawan.
Namun, merotasi karyawan bukan merupakan upaya yang mudah dilakukan. Karena karyawan akan mudah menjadi tidak nyaman akibat mereka harus menempati posisi atau menjalankan peran yang baru. Di sisi lain, melakukan rotasi karyawan tetap harus dipertimbangkan jika HRD ingin meningkatkan kepuasan dan kebahagiaan karyawan. Menanggapi hal ini, kami ingin menjabarkan apa saja sih keuntungan dan kerugian dari rotasi pekerjaan? Kita simak selengkapnya dibawah ini ya!
Apa saja keuntungan dan kerugian dari rotasi pekerjaan?
lalu, apa yang harus di lakukan oleh organisasi jika hal ini terjadi dan dialami oleh pegawai mereka? Organisasi atau perusahaan dalam hal ini seharusnya menerapkan kebijakan rotasi pegawai secara berkala. Organisasi harus bisa memberikan solusi dalam mengatasi kejenuhan pegawai, karena dengan adanya solusi yang diberikan oleh organisasi akan berdampak positif terhadap perkembangan organisasi dan pegawai tersebut. “Suatu job rotation atau perputaran jabatan merupakan suatu mutasi personal yang dilakukan secara horizontal tanpa menimbulkan perubahan dalam hal gaji atau pun pangkat atau golongan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta untuk menghindari kejenuhan”.
Mengapa rotasi pekerjaan perlu dilakukan?
Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan lewat hal ini. Di antaranya, yaitu kamu dapat memperkenalkan karyawan pada posisi atau peran yang berbeda. Dengan melakukan rotasi, karyawan bisa mengenal proses dan cara kerja yang sebelumnya belum pernah diketahuinya. Pengetahuan dan sudut pandang yang baru ini akan bermanfaat jika karyawan kembali ke posisi/peran asalnya. Semakin banyak pengetahuan dan sudut pandang yang dimiliki, maka hal itu akan semakin baik bagi peningkatan kualitas kerja karyawan tersebut.
Lalu kedua, kamu juga bisa mengenali kemampuan potensial karyawan. Manajer atau HRD yang melakukan rotasi akan bisa mengenali kemampuan karyawan yang belum tergali sebelumnya. Dengan begini, perusahaan bisa memanfaatkan kemampuan tersebut untuk mencapai tujuan atau mencapai target-target baru. Ketiga, kamu dapat menghilangkan kebosanan. Hal ini dikarenakan perubahan proses dan cara kerja dapat menyebabkan karyawan tidak mudah menjadi bosan. Sehingga karyawan lebih mudah mengelola stres. Dengan begitu kepuasan dan kebahagiaan kerja meningkat.
Baca juga: Catat! 16 Cara Membuat Ruang Kerja Kantor Nyaman
Terakhir, kamu juga dapat mengantisipasi karyawan yang ingin resign. Jika karyawan bisa mengisi semua posisi di perusahaan, hal ini memudahkan manajer/HRD untuk mencari pengganti jika salah satu karyawan memutuskan untuk resign.
Meningkatkan produktivitas kerja
Selain bisa dijadikan sarana evaluasi, rotasi diyakini bisa meningkatkan produktivitas kerja, melahirkan kreatifitas, dan mengobarkan kembali semangat kerja yang hampir padam. Rotasi bisa juga dimanfaatkan untuk mengetahui potensi setiap karyawan, sehingga organisasi dapat menempatkan pegawai sesuai dengan potensi yang dimiliki. Selain itu pegawai mendapatkan pengetahuan baru yang sesuai dengan potensinya serta meminimalisir tingkat kejenuhan yang ada.
Kerugian dari rotasi pekerjaan
1. Membutuhkan biaya dan daktu
Ketika akan memutar pekerjaan karyawan ke posisi baru, tentu saja harus ada penyesuaian dan proses pembelajaran bagi mereka. Perusahaan harus memberikan pelatihan agar karyawan bisa melakukan pekerjaan baru mereka, dan tentu saja hal ini membutuhkan biaya dan waktu.
2. Dapat mengecewakan karyawan
Banyak karyawan yang sudah berada di zona nyaman mereka sehingga tidak ingin terlibat dalam program ini. Mereka khawatir merotasi pekerjaan malah akan membuat orang lain mengacaukan pekerjaan mereka. Kamu mungkin memiliki beberapa karyawan yang berprestasi dalam pekerjaan mereka tapi tidak mau belajar hal baru. Kamu juga bisa melihat ada saja karyawan yang malah stress karena tidak nyaman dengan ide merotasi pekerjaan mereka.
3. Belum tentu dapat mengatasi masalah
Merotasi pekerjaan karyawan tidak menjamin peningkatan engagement karyawan, sehingga pikirkan dengan matang sebelum melakukannya. Walaupun cara ini efektif dilakukan oleh perusahaan lain, bisa jadi ternyata perusahaan kamu harus melakukan pendekatan lain. Pikirkan akar masalah yang dihadapi karyawan terlebih dulu sebelum memilih cara penyelesaian masalah yang efektif.
Baca juga: 10 Cara Mendapatkan Ruang Kantor Murah Di Jakarta
4. Bisa jadi tidak cocok dengan perusahaan kamu
Untuk beberapa industri dan posisi, merotasi pekerjaan tidak bisa dilakukan. Terlebih bagi posisi yang membutuhkan keahlian khusus yang membutuhkan waktu lama untuk memplajarinya. Seperti insinyur, desainer, akuntan dan lainnya. Jika kamu tetap memaksakannya, maka program ini bisa saja menjadi lubang hitam bagi bisnis kamu sendiri.
5. Kemungkinan bisnis malah jatuh
Risiko paling bahaya dari perputaran pekerjaan ini adalah bisnis kamu yang bisa jadi jatuh. Mengapa? Dalam hal ini karyawan diharuskan mempelajari skill baru dan bisa terjadi eror. Klien juga bisa jadi frustrasi dengan karyawan yang bingung karena kesalahan mereka sendiri. Bisnis yang tak berjalan lancar inilah yang bisa membuat bisnis terjatuh.
Itulah cara dan panduan rotasi pekerjaan karyawan yang bisa kamu lakukan bagi perkembangan perusahaan. Pastikan kamu melakukannya dengan tepat agar membawa dampak sesuai dengan keinginan kamu. Sewa ruang kantor di Uptown Serviced Office sekarang juga untuk membawa dampak baik, lebih mudah dan sistematis, dari rotasi pekerjaan karyawan.