Di tahun 2021 kemarin cara hidup hemat semakin banyak peminatnya. Resesi ekonomi akibat pandemi COVID-19 yang masih belum sepenuhnya pulih, memaksa orang untuk menemukan berbagai cara agar mampu menghemat lebih banyak rupiah. Salah satu cara yang cukup populer adalah dengan menerapkan gaya hidup yang disebut frugal living. Buat kalian yang tidak tau, Frugal living pada dasarnya adalah gaya hidup hemat yang menjadikan seseorang sebisa mungkin menahan keinginan dan memprioritaskan kebutuhan. Frugal living sering juga disamakan dengan gaya hidup minimalis. Padahal, pada praktiknya, frugal living berbeda dengan gaya hidup minimalis.
Frugal living lebih menekankan tentang bagaimana memperoleh sesuatu dengan cara yang lebih murah. Prinsip orang frugal adalah setiap pengeluaran harus memiliki prinsip value for money. Biasanya, orang frugal (sebutan praktisi frugalisme) akan memanfaatkan diskon, kupon, atau lainnya untuk bisa memperoleh apa yang mereka inginkan, tanpa mengorbankan kualitas. Sementara, minimalisme menitik-beratkan pada memiliki lebih sedikit barang. Artinya, orang minimalis akan fokus pada satu barang saja untuk setiap kebutuhan. Misalnya, mereka hanya memiliki satu tas untuk bekerja, satu sepatu untuk bepergian, dan lainnya.
Sebaliknya, orang frugal bisa memiliki beberapa tas untuk bekerja. Akan tetapi, tas-tas itu kemungkinan besar dibeli dengan harga yang lebih murah atau bahkan sama dengan harga satu buah tas yang dimiliki oleh orang minimalis.
10 Cara hidup frugal yang bisa kamu ikuti
Lantas, bagaimana hidup frugal yang bahagia? Tentu saja, kamu tidak perlu kursus mahal untuk tahu bagaimana frugal living bekerja. Yang kamu butuhkan hanyalah menyempatkan waktu 5 menit untuk membaca artikel dibawah ini.
1. Bedakan keinginan dan kebutuhan
Sebelum apapun, kamu harus bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Kebutuhan adalah sesuatu yang kamu butuhkan untuk hidup, yaitu makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Namun kebutuhan tersebut juga bisa menjadi suatu keinginan bila sudah terpenuhi. Kamu tentu butuh makan 3 kali sehari. Namun, apa minum kopi setiap hari perlu? Nah, kamu bisa menghemat dengan minum kopi seminggu atau sebulan sekali saja. Lalu gunakan uang yang kamu hemat untuk hal lainnya, misalnya staycation atau asuransi online. Lakukan evaluasi pengeluaran. Kemudian tentukan prioritas. Mana yang kamu butuh? Mana yang kamu belum perlu?
2. Orang frugal hemat dalam hal makanan
Disadari atau tidak, salah satu pengeluaran terbesar adalah makanan. Contohnya bagi kita yang bekerja di kantor, biaya makan siang kadang menjadi tidak terkontrol. Belum lagi dengan hobi kebanyakan orang saat ini, yaitu menyeruput kopi kekinian. Satu cangkir kopi bisa merogoh kocek Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu.
Nah, bagi orang frugal biaya makan itu amat mungkin bisa ditekan. Orang frugal biasanya sudah memiliki rencana tentang apa yang mereka santap untuk hari berikutnya. Mereka akan menyiapkan bekal makanan di rumah yang disiapkannya sendiri. Mereka pun cukup eksploratif untuk mencoba menu-menu baru dengan memanfaatkan bahan baku yang tersedia di rumah.
Untuk urusan jajan seperti kopi, orang frugal akan memanfaatkan promo yang tersedia di aplikasi pesan antar. Mereka tak sungkan untuk mengajak rekan lainnya untuk memesan hal yang sama demi mencapai syarat promo yang ditentukan. Biaya pun bisa ditekan 50% kali lebih rendah.
3. Buat menabung menjadi menyenangkan
Bagi orang yang frugal, menabung bukan lah beban. Oleh sebab itu, mereka selalu berupaya menemukan cara menyenangkan untuk bisa memotong pengeluaran dan mengalokasikannya ke dalam tabungan. Misalnya, melalui tantangan menabung 52 minggu. Di sini, kamu bisa menyisihkan Rp 10,000 pada minggu pertama, Rp 20,000 pada minggu kedua, Rp 30,000 pada minggu ketiga, hingga Rp 520 ribu pada minggu ke-52. Lama-lama, total tabungan kamu sudah mencapai Rp 13,780,000 setahun, itu pun belum termasuk bunga yang didapatkan perbulannya. Menyenangkan bukan?
Baca juga: 10 Fungsi Manajemen Keuangan Untuk Bisnis UMKM
4. Makan sebelum berbelanja
Sering kali, kita membeli sesuatu karena dipengaruhi oleh emosi. Misalnya, setelah lelah bekerja di kantor, kamu pasti biasanya pergi ke pusat belanja dan menemukan sebuah barang yang kamu sukai. Sesaat dan secara emosional kamu bisa saja membeli barang tersebut dengan alasan “self-reward”.
Dalam konteks frugal living, kebiasaan seperti itu haruslah dihindari. Sebaliknya, kita diajak untuk mengonsumsi sesuatu secara sadar. Salah satu cara melawan dorongan pembelian impulsif adalah dengan tahu bagaimana membuat suasana hati selalu positif, tanpa banyak pikiran.
Beberapa orang bahkan makan sebelum pergi berbelanja. Sebuah penelitian dari University of Minnesota tahun 2015 pernah menyebut bahwa berbelanja kala lapar akan membuat seseorang lebih boros. Hmm, jadi, makan dulu saja sebelum berbelanja demi menahan pengeluaran yang tidak diperlukan.
5. Mengurangi biaya yang tidak perlu
Orang yang hemat berusaha mencari celah penghematan di banyak hal. Bahkan untuk hal kecil sekalipun, seperti biaya transfer antar bank. Orang frugal akan mencari cara agar biaya tersebut bisa nihil alias Rp 0. Selain itu, orang frugal kerap memanfaatkan Paket Keluarga untuk biaya langganan konten digital mereka, seperti streaming musik atau film. Biaya langganan paket keluarga bisa menghemat hingga Rp30,000 per bulan ketimbang membayarnya secara individu.
6. Beri dirimu syarat saat belanja
Tanamkan dalam benak kamu bahwa kamu boleh berbelanja, tapi pastikan masih dalam anggaran bulan ini. Bila perlu, lakukan penyesuaian anggaran. Mungkin kamu tidak masalah menghemat makan, asal kamu bisa beli tiket untuk staycation. Misalnya, kamu melihat ada diskon HP murah dan HP kamu memang sudah sering error. Buat syarat bahwa kamu akan membeli HP murah ini, tapi kamu juga akan mengurangi minum kopi hingga sebulan sekali selama mencicil. Atau kamu tidak akan jajan di luar dan masak selama beberapa minggu ke depan demi menghemat.
Secara umum, tanyakan pada dirimu sendiri:
– Apakah aku sudah punya barang ini?
– Apakah aku butuh barang ini sekarang?
– Apakah aku masih mempunyai anggaran yang bisa disisihkan?
– Pengeluaran apa yang aku ingin hemat demi bisa membeli barang ini?
7. Fokus pada keuangan masa depan
Ini lah perbedaan mendasar antara mereka yang frugal dan yang tidak. Orang boros kerap khawatir tentang keuangan mereka untuk 10-20 hari ke depan. Sementara, orang frugal cenderung berpikir lebih panjang: Apakah keuangan mereka cukup untuk hidup hingga 10-20 tahun mendatang? Itu artinya, orang frugal selalu berpikir jangka panjang tentang keuangan mereka ketimbang hidup dari gaji ke gaji. Alhasil, mereka cenderung mencari proteksi masa depan yang bisa memberikan mereka rasa aman, salah satunya melalui asuransi.
Baca juga: Sewa Kantor dan Coworking Space di Jakarta Selatan
8. Menemukan nilai uang dalam setiap pengeluaran
Uang ini membutuhkan tujuan dan nilai yang diberikan padanya. Artinya, saat kamu membelanjakan uang tersebut, mereka harus jelas tujuan dan peruntukkannya. Menerapkan Frugal Living membuat uang akan semakin bernilai atau digunakan untuk hal bermanfaat ketimbang membeli sneakers keluaran terbaru. Hidup hemat meminta agar uang digunakan untuk apa yang kamu dan keluarga hargai. Ini bisa menjadi liburan alih-alih berlangganan TV kabel bulanan. Kamu harus mengubah pola pikir untuk menukar uang dengan sesuatu yang memberi manfaat.
9. Jual dan beli barang bekas
Mungkin kamu punya beberapa barang lama yang masih bagus, tapi jarang atau hampir tidak pernah dipakai. Kamu bisa memanfaatkan barang ini dengan menjualnya dan membeli hal lain. Sama halnya, bila kamu ingin beli sesuatu, kamu bisa mencari barang bekas yang masih dalam kondisi bagus. Banyak barang bekas yang sebenarnya masih jarang sekali dipakai, namun karena sudah pernah dibuka harganya jadi turun. Hal ini bagus untuk membantu kamu menghematnya. Jika kamu bingung cara menjualnya, kamu bisa coba menjual dengan cara online. Gampang kok. Kamu bisa manfaatin media sosial seperti Facebook atau Instagram untuk menjual barang-barang tersebut.
10. Hilangkan hasrat ingin dapat pengakuan sosial
Hilangkan keinginan untuk mendapat pengakuan status sosial dari lingkungan atau lebih tren dengan istilah pansos (panjat sosial). Itu terjadi karena pansos bukan kebutuhan tapi keinginan atau gengsi. Tren ini dapat bisa menyebabkan keinginan mendadak yang besar untuk membeli barang-barang yang dianggap penting walau sebenarnya tidak penting. Misalnya mengganti gadget berbasis Android menjadi iOS demi ikut aplikasi kekinian clubhouse. Padahal, informasi bisa didapatkan dari sumber lainnya, seperti discord group, portal berita, webinar, YouTube, dan podcast.
Copyright Infringement With Properly Cited Articles For A Created For Profit Website?