Dalam memimpin perusahaan, kamu perlu memahami teori kepemimpinan sehingga bisa menjalankan peran kamu sebagai pemimpin dengan lebih efektif. Jika posisi kamu membutuhkan kolaborasi dan manajemen yang sering berhubungan dengan orang lain, sudah tentu teori kepemimpinan dan cara leader mengaplikasikannya sangat berguna untuk dipelajari dan diterapkan. Berorganisasi atau berkelompok membutuhkan pemimpin yang mempunyai kemampuan untuk mengelola dan meningkatkan kemampuan talenta yang dimiliki oleh orang yang ia pimpin. Artinya, pemimpin bertugas menunjukkan arah, dan menjadi navigator perubahan, juru bicara, juga pelatih. Oleh sebab itu, kamu perlu memiliki gaya kepemimpinan yang dapat memberi memberi pengaruh kepada pengikut kamu.
Pengertian dan Konsep Dasar Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin mengelola anggota tim dengan efektif dan efisien, untuk mencapai tujuan perusahaan dengan baik. Menurut Warren Bennis dan Burt Nanus, penulis buku Leaders: The Strategies for Taking Charge, kepemimpinan adalah kekuatan yang sangat berpengaruh di balik kekuasaan suatu organisasi / perusahaan. Untuk menciptakan organisasi yang efektif, kamu sebagai pemimpin harus mampu memobilisasi organisasi menuju visi yang telah ditetapkan.
Konsep dasar kepemimpinan dibagi menjadi dua, yaitu ilmu dan seni. Ilmu kepemimpinan merupakan teori kepemimpinan yang bisa dipelajari dari berbagai sumber. Kamu bisa mempelajarinya dengan mengikuti pelatihan mengenai teori leadership atau metode kepemimpinan. Selain itu, bisa pula melalui membaca buku, bahkan berdiskusi dengan rekan lain yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang mumpuni. Seni kepemimpinan adalah metode kepemimpinan atau teknik-teknik yang diterapkan dalam memimpin suatu tim. Metode ini diharapkan mampu membentuk karakter dan kinerja yang baik untuk membangun tim yang solid dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Berikut ini adalah 9 teori kepemimpinan yang harus kamu ketahui.
9 Teori kepemimpinan yang harus kamu ketahui
1. Teori Orang Hebat (The Great-man Theory)
Merujuk pada studi Psikologi di atas yang menyebutkan bila sosok pemimpin telah melekat dalam diri seseorang sejak lahir. Begitu juga cara Great Man Theory ini dijelaskan. Teori kepemimpinan ini menyebutkan bahwa sifat dan kemampuan bawaan yang membuat sosok pemimpin ini hebat, kedua hal tersebut tidak bisa diajarkan atau pun dipelajari. Namun, teori Great Man ini juga menerima banyak kritik. Letak kritik tersebut, sebagian besar karena seseorang baik yang terlahir atau tidak dengan sifat kepemimpinan, tidak perlu melakukan usaha apapun untuk menjadi leader. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin telah ditentukan sebelumnya dan tidak bisa datang dari sembarang orang.
Dengan begitu, seseorang layak menjadi pemimpin karena sifat khusus yang dimiliki. Menurut teori kepemimpinan ini, para pemimpin dilahirkan dengan memiliki karakteristik internal bawaan seperti kecerdasan, keterampilan sosial, karismatik dan rasa percaya diri. Bentuk dari pemimpin hebat ini digambarkan sebagai sosok yang heroik, mistis dan sangat dibutuhkan oleh kelompoknya.
2. Teori Sifat (Trait Theory)
Teori ini berpendapat bahwa seseorang dapat memiliki karakter, kepribadian, ciri fisik, atau sifat-sifat tertentu yang membuat mereka lebih cocok menjabat dalam kepemimpinan. Menurut teori ini, kamu dianggap cocok menjadi seorang pemimpin jika memiliki kepribadian atau perilaku yang sesai dengan stereotip pemimpin ideal. Teori kepemimpinan ini tidak memedulikan apakah karakteristik itu genetik atau diperoleh. Teori ini berpendapat, seorang pemimpin idealnya memiliki sifat extrovert, kepercayaan diri yang tinggi, keberanian, karisma, kecerdasan tinggi, hingga postur badan yang tinggi tegap. Jenis kelamin, agama, status perkawinan, usia, pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan juga memengaruhinya. Namun, teori ini dipatahkan oleh keberagaman sifat dan karakter manusia di luar sana yang tidak pernah bisa ditebak. Beberapa orang memiliki “prasyarat” lengkap sebagai pemimpin berdasarkan deskripsi di atas, tapi bukan atau tidak pernah menjadi pemimpin.
Baca juga: Mau Wirausaha? Ketahui Dulu 10 Fakta Menjadi Seorang Pebisnis
3. Teori Kontingensi (Contingency Theory)
Teori kontingensi atau yang berasal dari kata Contingency Theory menganggap, bahwa tidak ada cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan, bahwa setiap gaya kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu. Atas dasar teori kontingensi ini, seseorang mungkin dapat berhasil tampil dan memimpin dengan sangat efektif pada suatu kondisi, situasi dan tempat tertentu, namun kinerja kepemimpinannya berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, apabila pemimpin tersebut dipindahkan ke situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya telah berubah pula.
4. Teori Gaya dan Perilaku
Teori kepemimpinan yang berdasar gaya dan perilaku disebut sebagai kebalikan dari The Great Man Theory. Teori berdasar gaya dan perilaku menyatakan, pemimpin hebat dibuat, bukan dilahirkan. Teori kepemimpinan ini fokus pada tindakan seorang pemimpin. Bukan pada kualitas mental atau sifat atau karakter bawaan dari orang tersebut. Teori ini juga menyebutkan, seseorang dapat belajar dan berlatih untuk menjadi pemimpin melalui ajaran, pengalaman, dan pengamatan yang baik. Teori ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif merupakan hasil dari tiga keterampilan utama yang dimiliki oleh individu yaitu keterampilan yang berupa keterampilan teknis, manusiawi, dan konseptual.
5. Teori Perilaku (Behavior Theory)
Teori kepemimpinan berdasar perilaku adalah kebalikan dari The Great Man Theory. Teori berdasar perilaku mengatakan, pemimpin hebat dibuat, bukan dilahirkan. Teori kepemimpinan ini berfokus pada tindakan seorang pemimpin. Bukan pada kualitas mental atau sifat atau karakter bawaan dari orang tersebut. Menurut teori ini, seseorang dapat belajar dan berlatih untuk menjadi pemimpin melalui ajaran, pengalaman, dan pengamatan yang baik.
Teori ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif adalah hasil dari tiga keterampilan utama yaitu keterampilan teknis, manusiawi, dan konseptual. Keterampilan teknis mengacu pada pengetahuan pemimpin tentang proses atau teknik; keterampilan manusiawi berarti bahwa seseorang dapat berinteraksi dengan individu lain. Sementara itu, keterampilan konseptual memunculkan keluarnya ide-ide untuk menjalankan organisasi dengan lancar.
6. Teori Kepemimpinan Partisipatif
Dalam aturan ini menunjukkan bila gaya kepemimpinan ideal dibentuk karena saran atau masukan yang diberikan oleh orang lain. Para pemimpin yang seperti ini akan mendorong timnya untuk memberikan kontribusi terhadap pengambilan keputusan. Teori kepemimpinan partisipatif jarang digunakan di dunia korporat. Teori yang disebut juga kepemimpinan demokratik ini menyarankan bahwa tiap karyawan dapat terlibat langsung dalam pengambilan keputusan di perusahaan mereka.
Pemimpin hanya memfasilitasi diskusi yang selanjutnya menampung semua saran dan menentukan keputusan yang terbaik. Setiap orang sangat terlibat menurut teori ini, pemimpin hanya mengarahkan saja. Kelebihan dari teori ini tentunya keterlibatan karyawan dalam keputusan dan hasil akhir akan memotivasi mereka dalam bekerja. Sedangkan kekurangan dari teori partisipatif adalah pemimpin akan tampak lemah dan tidak diperlukan. Selain itu, pemimpin tidak akan mendapatkan hasil terbaik karena terlalu melibatkan keinginan karyawan lebih dari yang perusahaan butuhkan.
Baca juga: 10 Ide Peluang Usaha di Bidang Digital yang Bisa Kamu Coba
7. Teori Transaksional atau Teori Manajemen (Transactional Theory of Management Theory)
Teori transaksional dikenal dengan teori manajemen. Prinsip yang digunakan dalam teori transaksional adalah kesepakatan antara pemimpin dan bawahan tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapatkan penghargaan, dan apa yang tidak seharusnya dilakukan untuk menghindari hukuman. Teori ini juga mempunyai nilai-nilai yang hanya berlaku dengan proses pertukaran dan keuntungan timbal balik, sehingga pemimpin transaksional akan memberikan kebutuhan atau keinginan karyawan dengan ketentuan hasil pekerjaan yang diberikan dapat memuaskan semua pihak.
8. Teori Transformasional (Transformational Theory)
Mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti umum perubahan. Teori kepemimpinan transformasional merupakan sebuah teori yang mengarah pada istilah memanusiakan manusia. Teori ini mengedepankan pendekatan personal pemimpin terhadap staf atau bawahan, dapat juga organisasi, dalam rangka membangun semangat, mengubah kesadaran, serta memberi inspirasi, demi mencapai tujuan bersama tanpa merasa ditekan maupun tertekan, bahkan mampu memotivasi setiap anggotanya. Gaya pemimpin transformasional selalu ingin mengelola lembaga atau organisasi yang dipercayakan kepadanya dengan lebih efektif dan efisien.
9. Teori Situasional (Situational Theory)
Teori kepemimpinan situasional tidak berhubungan dengan karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Tidak pula, mengklaim bahwa gaya tertentu adalah yang terbaik. Sebaliknya, teori ini meyakini bahwa pemimpin yang hebat adalah yang mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan situasi yang sedang dihadapi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memerintah, memberi instruksi, mendelegasi, atau tindakan lainnya yang dianggap perlu. Teori kepemimpinan situasional sangat mengedepankan fleksibilitas.
Hello there, I?ve read a few just right stuff here. Certainly worth bookmarking for revisiting :-). I surprise how much attempt you place to create any such magnificent informative web site, Nice JOB!.