Geliat pertumbuhan pasar online di Indonesia terasa semakin besar. Aktivitas belanja online sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Setiap hari selalu ada transaksi yang terjadi. Bagi costumer, belanja bahkan menjadi kegiatan untuk memenuhi kebutuhan atau bisa saja hanya hiburan semata. Sementara bagi penjual, peningkatan penjualan menuntut peningkatan dalam berbagai hal. Peningkatan ini dilakukan guna meningkatkan kapasitas bisnis online yang dijalankan. Akselerasi dalam transaksi menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan dengan seksama. Peningkatan kecepatan transaksi dapat berpengaruh pada tingkat kepercayaan konsumen. Semakin cepat transaksi dilakukan, membuat kemungkinan untuk melakukan scale up semakin tinggi. Nah sebelum membuat proses penjualan menjadi efektif dan efisien, kamu harus memahami berbagai jenis model penjualan dan perbedaannya. Yuk mari mengenal perbedaan antara B2B, B2C, dan C2C.
Jenis metode penjualan dan perbedaannya
1. Target pembeli
Ada tiga jenis model yang harus penjual pahami yaitu B2B, B2C dan C2C. Salah satu letak perbedaan ada di target pembeli. Pada model B2B (Business to Business) penjualan dilakukan oleh pelaku bisnis kepada pelaku bisnis lainnya. Sementara B2C (Business to Costumer) melakukan penjualan kepada konsumen dari pelaku bisnis. C2C (Costumer to Costumer) merupakan model penjualan di mana konsumen menjual produk kepada konsumen lain dalam sebuah marketplace atau toko online.

Mengenal Perbedaan Antara B2B, B2C dan C2C
2. Jumlah pembelian
Salah satu hal yang ingin dicapai ketika berbisnis adalah nominal keuntungan tertentu. Keuntungan ini berasal dari setiap produk yang terjual kepada pelanggan dengan omzet tertentu. Dengan model B2B, penjual akan mendapat keuntungan walaupun kuantitas yang terjual tidak besar karena pada dasarnya harga jual sudah sangat tinggi. Sementara dengan B2C, penjual harus berupaya melakukan penjualan dalam jumlah besar agar omzet dapat tinggi.
Baca juga: Tips Memenangkan Strategi Red Ocean Agar Menghasilkan Cuan Besar
3. Hubungan penjual dan pembeli
Dalam metode B2B, hubungan antara penjual dan pembeli biasanya akan berlangsung lama ketika telah terjalin kepercayaan. Namun, proses di awal bisa saja rumit dan panjang. Model B2C membuat hubungan bisnis yang terjalin berjalan dalam jangka pendek. Pelanggan dapat berpindah dapi penjual satu ke penjual lain dengan lebih mudah. Namun, dalam proses bisnis pencatatan keuangan yang efektif dan efisien tetap diperlukan baik dalam hubungan jangka panjang maupun pendek. Untuk mempermudah jalannya bisnis, kamu dapat menggunakan moota untuk membantu mengelola keuangan.

Mengenal Perbedaan Antara B2B, B2C dan C2C
4. Persaingan
Pembukaan sebuah bisnis membutuhkan dana yang tidak sedikit. Karena itu, sebelum terjun ke lapangan, pebisnis harus mempelajari kondisi lapangan terlebih dahulu. Memahami kondisi persaingan di lapangan harus dilakukan dengan serius untuk menentukan arah bisnis ke depannya.
Metode pemasaran B2B di Indonesia sendiri belum terlalu diminati. Hal ini membuat persaingan di lapangan belum begitu kuat. Rata-rata yang menggunakan metode ini adalah pihak yang telah lama terjun dalam bisnis. Kunci dari metode ini adalah koneksi dan reputasi. Dalam B2C persaingan bisnis dengan pelaku yang sama begitu tinggi. Persaingan di model ini terjadi dari perusahaan besar hingga ukm rumahan.
Bagi kamu pelaku bisnis yang tengah berjuang meningkatkan hasil jualan online, baik produsen mandiri, dropship atau reseller, selain memahami metode penjualan kamu harus melakukan pencatatan setiap transaksi dengan baik. Pencatatan yang baik akan membuat keseluruhan bisnis menjadi baik pula. Sudah menjadi rahasia umum jika pencatatan transaksi merupakan sesuatu yang rumit. Kerumitan itu kini dapat terurai dengan mengunjungi moota sebagai platform yang telah banyak membantu pebisnis Indonesia untuk melakukan pengecekan transaksi dengan lebih mudah.