“Konten adalah Raja.” Ucapan tersebut pertama kali dituliskan oleh Bill Gates pada artikel yang berjudul sama. Kini, 20 tahun sejak artikel tersebut ditulis, ramalan sang punggawa Microsoft tersebut terbukti benar. Content marketing telah menjadi solusi efektif untuk para brand dan perusahaan dalam mempromosikan diri mereka. Namun meski begitu, pengguna internet pada dasarnya tidak menyukai iklan saat hendak mencari sebuah informasi atau content, apalagi yang menutup kontek ketika disimak di layar.
Karena itu, ketika ada aplikasi yang memungkinkan iklan-iklan tersebut hilang, pengguna internet langsung menyambutnya dengan antusias. Salah satu aplikasi terpopuler di dunia adalah AdBlock, yang bisa kamu tambahkan sebagai browser Google Chrome atau Mozilla Firefox versi desktop. Adapun versi lainnya adalah Native Advertising. Sebuah jenis iklan yang dihadirkan digital marketer dengan tujuan tidak mengganggu kenyamanan netizen. Lantas seperti apakah layanan native advertising ini? Berikut akan kami jelaskan 6 keuntungan dalam menggunakannya di era digital 4.0.

Apa itu Native Advertising? Berikut 6 Keuntungan Dalam Menggunakannya
Apa itu Native Advertising?
Native advertising (yang juga populer disebut native ads) adalah iklan yang ditampilkan dengan mengikuti format layout website atau media placement yang bersangkutan. Detailnya sengaja dibuat semirip mungkin agar netizen merasa nyaman, mulai dari pemilihan tone warna, jenis huruf, hingga ukuran space iklan yang digunakan. Jika dibandingkan dengan bentuk iklan konvensional ((dimana berisi promosi terhadap suatu produk atau layanan dengan cara menonjolkan keunggulannya) isinya akan sangat berbeda. Pembaca yang jeli pada umumnya langsung bisa menangkap unsur-unsur jualan ketika membaca Advertorial. Native ads terdiri dari dua poin penting, yaitu copy (beberapa kalimat untuk menggugah keingintahuan netizen) dan visual (gambar atau foto yang berhubungan dengan produk atau jasa).
Baca juga: Cara Mudah Berbisnis! 10 Cara Melakukan Guerilla Marketing
Beragam jenis Native Ads yang sering digunakan
Ada beberapa jenis native advertising yang kerap digunakan para digital marketer, yaitu,
1) Promoted Listings: native ads yang sering dijumpai di website e-commerce dan ditempatkan sesuai kategori yang tepat. Misalnya, kamu mengakses halaman website e-commerce kategori makanan, maka jenis makanan lain yang diiklankan juga akan muncul di halaman tersebut.
2) Paid Search Ads: Iklan menyerupai konten yang diberi label Ads atau Sponsored ketika kamu mendapatkan hasil pencarian dengan keyword tertentu.
3) In-feed Units: Iklan yang muncul sesuai dengan user experience. Misalnya, bila kamu baru saja mencari info tentang produk pembalut. maka iklan berformat in-feed units tentang produk serupa akan muncul di timeline media sosialmu atau di landing page website lainnya saat kamu sedang browsing.

Apa itu Native Advertising? Berikut 6 Keuntungan Dalam Menggunakannya
4) In-ad with Native Elements: iklan yang sengaja dibuat menyatu dengan layout website sehingga tidak membuat netizen tidak terganggu, contohnya ini obat pereda demam yang terletak di sisi kanan halaman utama website bertema parenting.
5) Content Recommendation Engine Widgets: iklan ini biasanya muncul di akhir artikel dengan ciri khas tulisan “direkomendasikan untuk Anda”.
6) Custom Ad: native ads unik yang memanfaatkan kecanggihan teknologi, contohnya brand bisnis burger populer menghadirkan filter Instagram yang membuat wajah pengguna Instagram jadi berbentuk burger.
6 Keuntungan dalam menggunakan Native Advertising
1) Interaksi visual
Tentu saja sebuah native advertising dibuat dengan tampilan yang sangat menarik. Tampilan yang menarik dari iklan tersebut diharapkan agar dapat memberikan interaksi visual dengan para user internet. tidak hanya menarik saja tetapi iklan yang ditampilkan juga harus tampil relevan. Maksudnya tampilan iklan diusahakan agar sesuai dengan konten atau situs yang menjadi tempatnya untuk muncul.
2) Membangun kepercayaan pembeli
Dengan native adversiting berupa video, beberapa pandangan konsumen yang masih insecure untuk membeli produk akan terbantu. Terlebih tampilan video yang bagus akan menciptakan rasa kepercayaan para audiens yang menonton atau pun calon pembeli yang ingin memiliki produk tersebut.

Apa itu Native Advertising? Berikut 6 Keuntungan Dalam Menggunakannya
3) Mudah diaplikasikan
Iklan berbayar yang hadir di media digital sebenarnya bisa dengan mudah dijumpai atau ditemakan. Saat kamu terhubung dengan dunia internet maka kamu bisa saja menemukan berbagai macam iklan berbayar pada berbagai situs dan sejenisnya, bahkan di media sosial juga bisa saja kamu menjumpai beberapa iklan tersebut. Native ads pada dasarnya memang lebih mudah untuk diaplikasikan di media ataupun perangkat mana saja.
4) Pemasaran produk
Tujuan utama dari iklan adalah untuk memasarkan produk. Maka iklan yang merupakan bagian dari strategi marketing ini perlu dibuat sedemikian rupa hingga dapat membantu pebisnis bisa mencapai tujuan bisnisnya. Maka native advertising bisa menjadi salah satu cara bagi pebisnis untuk memasarkan produknya hingga pemasaran ini mencapai target bisnis kamu.
5) Meningkatkan CTR
Native advertising juga dapat meningkatkan CTR ( click through rate), yaitu jumlah klik yang mempengaruhi seberapa baik atau bagusnya sebuah native ads yang dibuat. Oleh karena itu, pentingnya mengoptimalkan native ad dalam konten yang menarik serta informatif akan berpengaruh terhadap efektifitas para pelaku usaha yang mempromosikan diri mereka ke jasa Native Ads Video yang dipasarkan.
6) Keuntungan maksimal
Dengan memasang iklan secara berbayar di media digital maka sistem pemasaran kamu akan menghasilkan suatu keuntungan tersendiri. Pemasaran produk kamu yang dilakukan melalui media digital memang bisa membantu kamu untuk mendapatkan keuntungan secara maksimal.

Apa itu Native Advertising? Berikut 6 Keuntungan Dalam Menggunakannya
Perkembangan Native Advertising di Indonesia
5 besar brand di Indonesia yang menghabiskan budgetnya di penggunaan iklan native saat ini diisi oleh brand Nissan, Coca-Cola, Blibli, English First, dan Salestock. Menurut beberapa brand ini, mobile advertising merupakan salah satu faktor penting untuk mendekati audiens yang sebagian besar menghabiskan waktunya di smartphone mereka. Adapun 3 jenis kategori terbesar dalam menggunakan jenis iklan ini adalah dari sektor e-commerce, otomotif, dan FNB (Food and Beverages).
Baca juga: Memahami 8 Teknik Marketing yang Tepat dalam Sebuah Bisnis
Cara penyusunan headline
Native advertising pada dasarnya memiliki dua unsur dalam formatnya, copy dan visual. Copy ini biasanya terdiri dari headline, dan beberapa menyertakan deskripsi. Headline yang menarik biasanya akan dilirik dan akhirnya diklik oleh pembaca. Salah satu faktor pendukung lainnya adalah visual. Headline biasanya disusun oleh penyedia jasa iklan Native ini. Penyusunan headline dibuat berdasarkan 3 hal:
1) Inti konten yang akan dipromosikan
Headline disusun berdasarkan pesan utama yang ingin disampaikan. Headline adalah sebuah representative utama dari brand untuk mendekati audiensnya.
2) Bahasa yang dekat dengan target audiens
Penggunaan bahasa yang dekat dengan target audiensnya. Penyesuaian bahasa ini dimaksudkan agar audiens lebih menerima pesan tersebut secara lebih personal.
3) Arahan untuk klik
Call-to-action menjadi hal yang penting dalam penyusunan headline. Perlu ada arahan bagi audiens untuk melakukan klik untuk mendapatkan pesan yang lebih lengkap agar tujuan advertising tercapai.

Apa itu Native Advertising? Berikut 6 Keuntungan Dalam Menggunakannya