Menurut Adobe, perusahaan yang berpusat di San Jose, California, AS, jenis usaha yang berbasis digital akan meraih sukses 64 persen lebih besar dibandingkan kompetitornya. Hal ini bisa terjadi karena tren jaman yang sudah berubah serta penggunaan internet yang tinggi oleh masyarakat setiap saat. Melihat fakta ini, sudahkah bisnis kamu berbasis digital? Yang belum bertransformasi pasti bertanya-tanya: apa untungnya digital transformation dalam bisnis perusahaan? Lalu langkah apa saja yang harus kamu ambil untuk mencapai digital transformation tersebut? Yuk cari selengkapnya dibawah ini.
Transformasi digital dapat memberikan
Menurut Product Manager dari aplikasi bernama Qlue, Mochammad Ramdhoni, ia menjelaskan bagaimana transformasi digital memberikan perubahan yang positif. Ramdhoni menuturkan beberapa keuntungan dari digital transformation, pertama, perusahaan akan lebih cepat untuk merilis produk-produk baru. Ini dikarenakan kerangka kerja digital memungkinkan tim untuk bekerja lebih cepat dan praktis.
Selain mempercepat proses untuk menembus pasar, digital transformation juga memungkinkan perusahaan untuk menjawab kebutuhan user atau konsumen dengan tepat. Artinya, perusahaan pun bisa memberikan kualitas produk atau servis yang lebih baik. Pasalnya, penerapan digital teknologi di setiap area bisnis akan membantu mengurangi human error.
Baca juga: Website Untuk Perusahaan, Peluang Jualan Online Di Era Digital
Bukan proses yang singkat untuk penerapannya
Namun, penerapan digital transformation bukan proses yang singkat dan hanya mengandalkan alat-alat teknologi saja. Ramdhoni menegaskan ada beberapa tahapan yang harus dilalui dan elemen yang harus dimiliki oleh sebuah organisasi untuk mencapai digital transformation. Selain pemanfaatan teknologi, organisasi pun harus ditingkapkan, termasuk kualitas sumber daya manusianya (SDM). “Digital transformation bukan proses yang singkat dengan tool A, B, C, tetapi ada frameworknya mulai dari karyawannya dipersiapkan, prosesnya (SOP), hingga menentukan teknologi apa yang bisa membantu,” ujar Ramdhoni.
Harus memberikan efek ke konsume
“Dari segi meningkatkan sumber daya manusia, perusahaan dan organisasi harus bisa menciptakan talent-talent yang ready atau digital talent. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengangkat digital native, atau melakukan learning and development. Lalu, untuk melakukan inovasi baik berupa bisnis proses atau produk luaran, diperlukan teknologi,” lanjutnya. Namun, meski sebuah organisasi telah memiliki elemen-elemen di atas, bukan berarti organisasi tersebut bisa dikatakan telah melakukan transformasi digital. Ia menjelaskan penerapan digital transformation harus memberikan efek hingga ke user atau konsumen, bukan hanya sekadar efek internal perusahaan.
Digitization dan Digitalization
Lebih lanjut, Pak Ramdhoni menjelaskan sebelum memasuki tahap digital transformation, ada dua tahap lainnya yang bisa dilalui, yakni digitization dan digitalization. Digitization adalah proses yang umum di sebuah organisasi, yaitu mengubah sistem atau alat atau proses dari analog menjadi digital. Ia memberikan contoh proses pencatatan data yang menggunakan buku kemudian beralih ke pencatatan menggunakan software, seperti Excel.
Baca juga: 10 Cara Membangun Digital Branding untuk Bisnis Kamu
“Sementara itu, digitalization merupakan kondisi ketika hal-hal yang sudah menjadi digital bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan proses bisnis. Misalnya, pencatatan dengan software dialihkan ke sistem cloud. Lalu setelah itu, digital transformation harus bisa memberikan pengaruh kepada customer,” jelasnya.
Penerapan agile mindset
Untuk organisasi yang ingin menerapkan digital transformation, Ramdhoni juga menekankan pentingnya penerapan agile mindset. Dengan memiliki agile mindset, organisasi akan lebih siap menerima kegagalan dan cepat melakukan perbaikan. Ia menjelaskan ada empat pilar untuk membangun organisasi yang agile. “Pertama fokus pada continuous improvement. Ketik gagal, organisasi harus mengulang kembali langkah demi langkahnya hingga mendapatkan hasil yang tepat.
Kedua, harus obsessed with customer experience. Organisasi harus selalu memikirkan customer, apa efeknya bagi customer, apa yang diinginkan customer. Ketiga, fast on process, yaitu berprinsip kerja cepat agar segera bisa dipraktikkan dan divalidasi. Lalu terakhir, stays true to their vision, harus sesuai dengan visi perusahaan,” ucapnya.