Merekrut karyawan tidak semudah yang dibayangkan. Karena, ada beberapa tantangan yang harus bisa dilalui oleh perusahaan, terutama pihak HRD. Salah satu tantangan yang harus bisa mereka hadapi adalah sulitnya mendapatkan jumlah kandidat karyawan yang cukup untuk bisa melanjutkan proses seleksi dan melakukannya dengan cost per hire atau bujet perekrutan yang terbatas. Padahal perusahaan harus bersaing dengan perusahaan besar untuk mendapatkan kandidat. Oleh karenanya, pihak HRD harus tepat dalam memilih cara perekrutan yang digunakan. Tapi tahukah kamu, ada 7 cara unik dalam merekrut karyawan baru di era pandemi COVID-19? Buat yang belum tau, coba deh baca artikel berikut ini.
7 Cara unik dalam merekrut karyawan baru di era pandemi COVID-19
1. Mencari karyawan melalui media sosial
Kalau biasanya perusahaan memasang iklan lowongan pekerjaan dan menunggu kiriman CV dari kandidat karyawan, kenapa tidak mencoba menjemput bola? Maksudnya dengan cara memaksimalkan media sosial yang kamu gunakan. Misalnya menggunakan platform Instagram yang banyak anak mudanya atau Linkedin yang memang diisi oleh para profesional. Dari situ kamu bisa memulai percakapan dengan para kandidat dan tanyakan ketertarikan mereka. Siapa tahu, di antara kandidat yang ada bisa kamu pertimbangkan untuk menjadi karyawan potensial.
2. Menggelar kegiatan di kantor
Tidak bisa keluar kantor? Jangan khawatir, kamu juga bisa mengadakan kegiatan di kantor dengan berbagai tema. Misalnya, “mengintip ruang produksi” atau “membedah keuangan perusahaan”. Kamu juga bisa menggelar kegiatan dengan tema lebih santai, seperti “brunch bersama designer”, atau “tea party bersama marketer”. Undanglah para kandidat untuk mendatangi kegiatan-kegiatan tersebut, lalu cari tahu kandidat mana yang sekiranya bisa kamu pertimbangkan untuk mengisi posisi yang ditawarkan.
3. Membuat video rekrutmen
Selain media mainstream, media sosial seperti Youtube atau platform sejenis juga menjadi tempat bagi kandidat karyawan untuk mencari informasi lowongan pekerjaan. Nah, alih-alih membuat iklan lowongan pekerjaan yang kebanyakan berbentuk teks, pernahkah kamu mempertimbangkan untuk membuat video lowongan pekerjaan? Dengan cara unik merekrut kandidat karyawan yang seperti ini, diharapkan semakin banyak kandidat karyawan terjaring. Kamu juga lebih mudah mendapatkan kandidat potensial.
Baca juga: 7 Tips Ampuh Meredam Emosi Setelah Dimarahi Bos
4. Meminta kandidat membuat video
Sebaliknya, kamu bisa meminta kandidat karyawan untuk mengirimkan videonya. Konten video bisa berisikan kandidat yang menceritakan pengalaman kerjanya, kemampuan yang dimilikinya, serta alasan mengapa mereka melamar untuk posisi yang ditawarkan. Untuk posisi tertentu, tidak ada salahnya kamu mengajukan permintaan khusus. Semisal, menunjukkan portofolio pekerjaan, menunjukkan kemampuan melayani komplain pelanggan atau membuat program komputer.
5. Tes kerja via email dan website
Memanggil para calon karyawan untuk mengikuti psikotes dianggap berisiko di masa pandemi. Oleh sebab itu, alternatif untuk melakukan tes secara online mau tidak mau harus dilakukan. Bentuk tes sendiri bisa beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Jika perusahaan butuh hasil tes yang lebih valid dan real time, ada baiknya mengadakan tes online serentak via website. Namun, tidak ada salahnya juga memanfaatkan email untuk mengadakan tes bagi calon karyawan.
Baca juga: 10 Tipe Pekerja Kantoran yang Paling Sering Ditemui
6. Wawancara HRD via video conference
Jika sudah menyeleksi calon karyawan di tahap tes, maka tahap selanjutnya adalah wawancara. Tentu wawancara via video conference sudah sewajarnya lazim dipakai. Kandidat yang lolos tes tidak perlu datang ke kantor, melainkan cukup melakukan wawancara dari rumah. Cara ini dipandang lebih praktis dan efisien, apalagi bisa menghemat biaya dan waktu. HRD pun bisa lebih fleksibel mengatur jam wawancara bagi para kandidat yang lolos.
7. Tatap muka langsung di tahap wawancara
Meski semua tahap rekrutmen bisa dilakukan jarak jauh, bukan berarti tatap muka dengan calon karyawan dihilangkan. Tren rekrutmen karyawan berikutnya lebih menitikberatkan pada pertemuan user dan kandidat secara langsung. Di tahap wawancara user, jumlah kandidat yang bersaing tentu jauh lebih sedikit. Hal ini lebih memudahkan HRD dalam mengatur waktu dan tempat agar tidak berisiko saling kontak lebih lama.