Pada kenyataannya, pandemi virus Corona atau COVID-19 sangat berdampak pada keberlangsungan bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Berdasarkan hasil survei, sebanyak 96% pelaku UKM mengaku sudah mengalami dampak negatif COVID-19 terhadap proses bisnisnya. Sebanyak 75% di antaranya mengalami dampak penurunan penjualan yang signifikan. Tak hanya itu, 51% pelaku UKM meyakini kemungkinan besar bisnis yang dijalankan hanya akan bertahan 1 bulan hingga 3 bulan ke depan. Meskipun begitu, setiap pelaku bisnis UMKM masih memiliki potensi untuk bisa membesarkan usahanya selama masa pandemi ini. Hanya saja, kesuksesan itu tak bisa didapatkan secara instan, harus disertai dengan kerja keras dan strategi yang jitu. Nah, terkait strategi jitu UMKM agar bisa bersaing hadapi krisis akibat virus Corona, berikut kami hadirkan 7 tips atau respons positif yang bisa kamu lakukan.
7 Strategi UMKM agar mampu bersaing hadapi krisis akibat Corona
1. Perbaiki kualitas produk
Hal pertama yang bisa dilakukan adalah memperbaiki kualitas produk. Selain itu, UMKM juga disarankan mengembangkan strategi penawaran produk barang atau jasa yang menjadi basis bisnisnya. Jika selama ini pelaku usaha terlalu sibuk menjalankan operasional, maka ini merupakan saatnya untuk berhenti sejenak dan mengatur ulang strategi demi kepuasan pelanggan. Pelaku pasar seringkali tak menyadari perbedaan antara perbaikan produk dan pengembangan penawaran. Pada dasarnya, produk adalah barang atau jasa yang dipasarkan dalam bisnis. Sedangkan penawaran adalah cara yang dilakukan pelaku usaha untuk memasarkan produk tersebut. Maka itu, pelaku usaha perlu membedakan antara produk dan penawaran berdasarkan perspektif konsumen.
Baca juga: Strategi Memulai Bisnis Yang Legal Melalui Virtual Office
2. Layanan dan harga
Selain itu, UMKM juga perlu memperbaiki layanan dan harga yang menjadi basis bisnisnya. Caranya, bisa dengan menghitung total semua biaya yang dikeluarkan selama produksi berlangsung. Ada 3 cara penetapan harga yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari kerugian saat penentuan harga.
a. Penentuan harga berdasarkan biaya produksi ditambah dengan keuntungan, biasanya keuntungan diambil 30% dari harga produksi.
b. Penentuan harga berdasarkan kompetitor, jadi kamu bisa riset terlebih dahulu sebelum menentukan harga, tentukan harga di bawah kompetitor, tetapi dengan kualitas yang sama dengan kompetitor. Jadi ini bisa menjadi salah satu strategi untuk menarik konsumen dari kompetitor.
c. Penentuan harga berdasarkan permintaan, jadi konsumenlah yang akan menentukan harga produk yang kamu miliki dengan mengacu pada kualitas yang dimiliki, tetapi jika harga yang diberikan masih di bawah harga produksi, kamu harus bisa menaikan harga jualnya, sehingga bisa tetap mendapatkan keuntungan.
3. Manfaatkan teknologi dengan optimal
Pelaku usaha juga disarankan meng-automasi proses bisnisnya. Pada dasarnya, jika 2 poin diatas sudah diperbaiki, maka pelaku usaha yang tidak memiliki waktu dan energi karena dihabiskan oleh pencatatan manual dan cara-cara tradisional harus mulai menerapkan sistem berteknologi canggih yang akan menghemat waktu dan energi. Misalnya, mengubah pencatatan manual dengan software akuntansi online. Selain itu, mengubah proses pembayaran gaji karyawan yang semula manual menjadi sistem payroll otomatis. Mengubah sistem pembayaran pajak secara tradisional menjadi online dengan software yang tersedia.
4. Memilih tempat yang strategis
Agar penjualan bisa maksimal dan produk mudah didapatkan oleh konsumen di tengah pandemi virus Corona, maka pelaku UMKM haruslah memilih tempat yang strategis dan tepat untuk berjualan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tempat usaha yaitu:
a. Lokasi yang strategis mudah di akses oleh semua orang namun tetap aman dan higienis.
b. Sesuai dengan target pasar yang sedang dibidik. Jika targetnya adalah pekerja, maka usaha yang dibuat haruslah berdekatan dengan perkantoran.
c. Mudah dijangkau oleh semua konsumen terutama dari segi transportasi.
5. Persiapkan skill lain untuk lebih berkembang
Pelaku usaha juga perlu meningkatkan keahlian yang dimiliki demi perkembangan bisnis di masa mendatang. Misalnya keahlian dalam melakukan pemasaran via digital atau mengembangkan platform e-commerce sendiri. Dengan demikian, ketika situasi kembali normal, pelaku usaha dapat berlari lebih kencang dibanding sebelumnya. Hal ini dikarenakan krisis terjadi karena pola masyarakat yang hanya menahan daya beli, bukan tak memiliki kemampuan membeli. Jika kondisi kesehatan warga dunia pulih dan mereda, ekonomi berpotensi kembali berjalan normal dan daya beli bisa meningkat lagi.
Baca juga: Peran Virtual Office di Jakarta Dalam Membangun Citra Bisnis
6. Pertahankan SDM terbaik
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan UMKM agar ampu bersaing adalah mempertahankan sumber daya manusia (SDM) terbaik. Hal ini perlu dilakukan karena orang-orang pilihan tersebut sudah terbukti bisa menghasilkan produk dan layanan terbaik jika memang sebelumnya usaha kamu berjalan lancar. Jadi sejak awal jangan ragu untuk melakukan seleksi kepada calon karyawan dalam bisnis UMKM yang kamu bangun, hindari referensi dari kenalan atau sodara jika dirasa skill yang dimiliki belum sesuai.
7. Manfaatkan kerjasama
Langkah terakhir yang bisa kamu lakukan dalam menjalani persaingan dengan perusahaan besar adalah kamu bisa melakukan kerjasama pada bidang-bidang yang belum dimiliki. Sebagai contoh, kamu merupakan pelaku UMKM yang memproduksi barang-barang kebutuhan rumah tangga, bisa mengajak kerjasama perusahaan lain yang bisa membantu kamu dalam distribusi ataupun pemasaran barang. Biar kerjasama yang dilakukan tak terlalu memberatkan, kamu bisa saja menerapkan sistem komisi. Sebagai contoh, kamu akan memberikan porsi keuntungan tertentu untuk setiap transaksi yang berhasil.
Gunakan Virtual Office untuk pelaku UMKM
Demikianlah pembahasan mengenai 7 strategi UMKM agar mampu bersaing hadapi krisis akibat Corona. Jika 7 strategi tersebut sudah berjalan dengan baik dan berhasil, maka jangan pernah melupakan manajemen keuangan UMKM. Hindari mencampur uang pribadi dengan uang yang digunakan dalam usaha. Manajemen keuangan bukan hanya soal mencatat rapi semua transaksi dalam buku, tetapi manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, pemeriksaan, penganggaran, pengendalian, pengelolaan, pencarian dan penyimpanan keuangan.