Uang itu bagaikan dua sisi mata pisau. Di satu sisi dapat membawa manfaat. Tapi di sisi lain bisa memberi kerugian bagi mereka yang tak mampu menggunakan uang dengan bijak. Hal ini terbukti dari ada banyaknya fakta-fakta dan mitos keuangan yang beredar di masyarakat. Ada yang memberikan nilai positif dan ada juga yang infonya itu sangat menakutkan bagi orang yang berduit. Nah, pada artikel kali ini, kami akan mengulas secara singkat mengenai mitos keuangan yang berseliweran dan yang harus dihindari, sehingga kamu tidak perlu lagi untuk mempercayainya. Yuk, simak dibawah ini agar lebih jelas!
10 Mitos keuangan yang harus dihindari! Jangan percaya begitu saja
1. Perkecil utang kartu kredit kamu setiap bulan, maka skor kredit kamu akan jadi lebih bagus
Pernyataan di atas adalah mitos. Sebenarnya yang lebih baik yaitu tidak pernah berutang pada hal apa pun. Kartu kredit memang penting untuk masa mendatang, bayar cicilan rumah atau mengajukan pinjaman lain misalnya. Bahkan, setiap orang dianjurkan untuk memiliki kartu kredit dan sering menggunakannya untuk segala jenis kebutuhan berbentuk cicilan atau tagihan bulanan. Hal ini dikarenakan semakin sering kamu menggunakan kartu kredit untuk membayar tagihan, maka skor kredit kamu akan semakin bagus. Dengan syarat, kamu mampu melunasi seluruh tagihan tersebut secara rutin, alias tidak pernah menunggak.
2. Lebih baik menabung daripada investasi
Mitos ini belum tentu benar. Faktanya investasi lebih menguntungkan dibanding menabung. Sebab bunga atau imbal hasil yang diperoleh dari investasi lebih tinggi, bahkan bisa berkali-kali lipat daripada tabungan walaupun dalam jangka waktu yang sama. Tentu saja hal ini sebanding dengan risikonya. Tapi ada kok investasi yang rendah atau minim risiko, seperti emas, reksadana, deposito, surat utang negara, dan lainnya. Kalau mau “menggandakan uang” cara paling tepat adalah dengan investasi. Namun demikian, bukan berarti menabung tidak memberi manfaat. Menabung adalah salah satu komponen pos anggaran yang wajib ada dalam sebuah perencanaan atau mengatur keuangan.
3. Investasi saham terlalu berisiko
Tidak hanya investasi saham, investasi di pasar modal lainnya seperti reksa dana atau surat utang (obligasi) juga memiliki risiko. Pasar saham memang memiliki titik puncak kenaikan dan penurunan yang tidak menentu, tapi secara historis, pasar saham selalu naik seiring berjalannya waktu. Maka dari itu, pastikan kamu mengikuti prinsip-prinsip dasar berinvestasi saham untuk mendapatkan pengembalian sekaligus imbal hasil yang solid. Besarnya risiko pada masing-masing instrumen investasi bisa dipilih sesuka hati dan sesuai kebutuhan. Maka dari itu, tidak semua investasi saham berisiko tinggi, begitu pula dengan investasi reksa dana dan obligasi.
Baca juga: 10 Kesalahan Mengatur Keuangan yang Harus Dihindari Pengantin Baru
4. Investasi properti adalah investasi terbaik
Pada poin sebelumnya, sempat dijelaskan bahwa setiap jenis investasi dan pendanaan memiliki risiko. Pernyataan tersebut berlaku juga untuk investasi properti. Bahkan, sebenarnya dari sekian banyak instrumen, investasi properti ini merupakan investasi dengan risiko yang cukup tinggi. Modalnya pun juga tidak sedikit, paling tidak kamu harus memiliki tanah dan rumah yang dibangun sendiri. Lalu kamu juga memiliki tanggung jawab atas rumah yang kamu investasikan. Mulai dari perawatan properti dan wilayah di sekitarnya, hingga perbaikan jika ada properti yang rusak (atau hilang). Belum lagi, kamu harus siap dan mampu bersikap saat ada kondisi tidak terduga yang mengharuskan kamu menjual properti tersebut. Gimana, cukup menantang ya?
5. Tidak perlu membuat anggaran keuangan selama saya mengetahui kemana perginya semua uang
Tujuan membuat anggaran keuangan bukan semata-mata mengetahui berapa besarnya biaya yang kamu keluarkan setiap bulan. Pembuatan anggaran ini berkaitan dengan rencana masa depan kamu loh. Jika kamu memiliki banyak tujuan keuangan, seperti melakukan perjalanan jauh ke luar negeri, membeli rumah, hingga pensiun dini, maka kamu perlu mengatur anggaran untuk memastikan bahwa kamu akan benar-benar mewujudkannya. Tentu saja, ini akan memudahkan kamu dalam mencapai goals finansial kamu itu. Kamu akan mengetahui bagian mana yang kurang dan bagian mana yang perlu dorongan finansial lebih kuat.
6. Naik kendaraan pribadi biar lebih hemat
Mitosnya sih naik kendaraan pribadi bisa jauh lebih hemat dibanding transportasi umum. Tidak perlu antre beli tiket, berdesak-desakan, dan yang paling sering dikemukakan adalah biar lebih murah. Faktanya, naik kendaraan pribadi untuk jarak jauh justru merugikan. Apalagi kalau macet, berapa banyak bensin dan tenaga yang terbuang. Sementara kalau naik kendaraan umum, kamu sudah bisa bayar dengan harga total. Artinya mau macet atau tidak, tarifnya tetap segitu. Tidak capek pula. Tinggal duduk atau bahkan bisa tidur di kendaraan umum, karena sudah ada supir yang menyetir.
7. Uang pensiun tidak perlu disiapkan
Nah kalau yang satu ini jujur pernah saya alami sendiri. Ini adalah mitos keuangan yang menyesatkan bagi kaum milenial kurang melek ilmu finansial. Alasannya sederhana, selama kita masih muda kita pasti bisa produktif terus. Padahal, usia itu sudah pasti akan bertambah. Lalu energi kita juga berkurang dan akan tiba saatnya kita lelah mengejar materi. Terus lebih memilih bersantai, menikmati hidup yang tinggal sebentar lagi. Lantas, bagaimana kita menikmati hidup jika tidak punya bekal? Nah jika bekal masa tua itu tidak kita siapkan ada baiknya kamu mulai memprediksi biaya hidup kamu setelah pensiun nanti. Salah satunya bisa dengan mengecek simulasi dana pensiun di web alah satu perencana keuangan. Selamat mencoba!
Baca juga: Menjadi Lebih Efisien di Kantor dengan Menerapkan 10 Kebiasaan Ini
8. Bayar pinjaman pendidikan terlebih dulu sebelum mulai merencanakan masa depan
Pinjaman pendidikan termasuk dalam kategori utang yang baik, di mana utang tidak dapat merusak skor kredit kamu. Membayar utang tidak ada hubungannya dengan merencanakan masa depan. Memang, tidak boleh menunda membayar utang, jika memang sudah jatuh tempo maka segeralah lunasi utang tersebut. Walaupun utang kamu belum lunas, kamu tetap harus mulai merencanakan keuangan masa mendatang. Pisahkan pendapatan kamu untuk kemudian dialokasikan ke pembayaran utang pendidikan dan kebutuhan/tagihan lainnya secara bersamaan.
9. Banyak anak banyak rezeki
Yang satu ini sih pasti kamu sering dengar ya? Ya tidak masalah sih kalau kamu masih percaya. Tapi jangan jadikan mitos ini sebagai alasan untuk bikin keluarga besar tanpa rencana yang matang dan dipikirkan masak-masak ya. Karena bagaimana pun anak butuh yang terbaik, mulai dari makanan, perlindungan, pendidikan, dan segala macamnya. Semoga jika memang kamu percaya pada mitos keuangan satu ini, kamu sekarang juga sudah dapat memenuhi semua kebutuhan anakmu dengan baik. Patahkan saja mitos itu, dan buktikan kalau memang banyak anak banyak rezeki.
10. Uang cash adalah segalanya
Memang, dengan memiliki dan menyimpan cash, akan lebih mudah pengelolaannya. Tidak akan ada potongan biaya administrasi tambahan yang berlaku, sehingga uang kamu tidak tergerus habis nantinya. Tapi, memiliki uang cash juga banyak kelemahannya, terutama ketika terjadi kehilangan. Kamu tidak akan bisa melacaknya dan juga menahannya agar tidak dihabiskan oleh orang lain. Berbeda dengan saat kamu kehilangan kartu debit atau kartu kredit. Kamu akan dengan mudah memblokir dan membatasi penggunaan kartu yang hilang tersebut hanya dengan mengunjungi bank terkait atau melalui online. Dengan menggunakan uang elektronik, kartu debit, kartu kredit, dan semacamnya, kamu akan mendapat banyak keuntungan berupa promo atau diskon pembelian produk tertentu. Lebih hemat bukan?