Sekarang ini, ada banyak karyawan kantoran yang ingin segera memulai bisnis karena ingin menjadi bos sendiri dan mendapat penghasilan yang cukup tinggi ketimbang pekerja kantoran. Meski begitu, jika diperiksa lebih dalam, masih banyak yang terlalu gegabah dan kurang persiapan dalam melangkah pada saat membuka usaha sendiri. Oleh karena itu sebelum kamu mengajukan resign pikirkan baik-baik perubahan hidup yang akan kamu jalani. Apakah melepaskan status kamu sebagai karyawan tetap di sebuah perusahaan demi menjadi pengusaha sudah sepadan? Apakah ini pilihan yang tepat buat kamu? Sebelum memutuskan ingin resign dan buka usaha sendiri, cobalah tanyakan beberapa hal berikut kepada diri kamu sendiri ya.
Ingin resign dan buka usaha sendiri? Tanyakan 10 hal ini dulu
1. Bagaimana kamu yakin bahwas sekarang adalah waktu yang tepat?
Menahkodai usahamu sendiri memang butuh keberanian besar. Tapi bukan hanya asal berani, kamu juga harus tahu waktu yang tepat dan paling kondusif untuk menanggalkan status karyawanmu dan beralih menjadi pengusaha penuh waktu. Artinya, jangan pernah merasa bersalah menunda rencanamu memulai usaha jika kamu yakin semua itu demi hasil akhir yang lebih baik. Waktu yang tepat tidak hanya soal kesiapan modal atau kematangan rencana bisnis, tapi juga kesiapanmu menanggung semua tanggung jawabmu tanpa sokongan gaji yang selama ini rutin masuk ke rekeningmu. Jika istrimu sedang hamil atau orangtuamu sedang sakit, meninggalkan jaminan finansial yang disediakan kantormu sekarang mungkin bukan keputusan yang tepat.
2. Apakah kamu sudah memiliki dukungan yang cukup?
Pertanyaan kedua yang perlu kamu jawab adalah apakah kamu sudah memiliki dukungan yang cukup dari keluarga? Dukungan dari pihak internal dan orang-orang terdekat adalah faktor krusial yang mampu memuluskan upayamu meluncurkan usahamu. Jika kamu adalah seorang kepala keluarga, pastikan juga pasanganmu mengerti pengorbanan waktu dan perhatian yang harus kamu berikan terhadap usahamu mungkin akan mengurangi waktumu dengan keluarga untuk sementara waktu. Walaupun kamu memang harus memiliki komitmen kuat dan rela mengorbankan banyak hal untuk membangun usahamu sendiri, keseimbangan dalam hidup itu juga penting untuk dijaga.
3. Apakah akan membuatmu lebih bahagia?
Kamu juga harus memastikan jika memulai usahamu sendiri adalah hal yang benar-benar ingin kamu lakukan dalam hidup. Banyak orang yang diam-diam menderita karena pekerjaan yang dilakoninya. Tapi, itu bukan alasan yang tepat untuk serta merta “kabur” ke dunia wirausaha. Pastikan bahwa kamu percaya bahwa hanya dengan menjadi bos dari dirimu sendiri kamu akan dapat menemukan kebahagiaan dan aktualisasi diri. Jika kamu bahkan tidak yakin atau percaya hal ini, mungkin kamu membutuhkan waktu lebih untuk benar-benar melihat ke dalam dirimu sendiri dan cari tahu apa yang akan membuatmu bahagia. Hal ini karena menjadi pengusaha bukan pekerjaan yang mudah.
Baca juga: Inilah Manfaat Dari Sewa Kantor Jika Ingin Membuat Domisili Perusahaan
4. Apakah kamu siap meninggalkan zona nyaman?
Menjadi pengusaha artinya kamu akan berusaha mencari proyek atau melamar pekerjaan, mengelola proyek, dan berurusan langsung dengan klien. Kamu juga mungkin juga harus bekerja di luar jam standar, karena memiliki klien yang ada di zona waktu berbeda. Selain itu, kamu harus siap menyerahkan pekerjaan tepat waktu agar mendapatkan bayaran. Bagaimana, apakah kamu siap mengambil tanggung jawab itu? Apakah kamu bisa memotivasi diri sendiri untuk menjadi pengusaha yang sukses?
5. Apakah keuangan akan stabil?
Menjadi pengusaha di awal-awal tidak akan menjamin penghasilan tetap setiap bulan seperti pegawai kantor. Kamu tidak pernah tahu, berapa banyak yang akan kamu hasilkan bulan depan dan kamu juga terkadang akan kesulitan mendapatkan pemasukan. Oleh karena itu, kamu tidak perlu terburu–buru mengambil keputusan untuk berhenti bekerja dari pekerjaan yang sekarang, terutama jika kondisi finansialmu belum terlalu stabil. Hal ini bukan berarti kamu tidak boleh jadi full time freelancer, hanya saja, rencanakan terlebih dahulu strategi dengan lebih matang dan sempurna. Pastikan kamu memiliki beberapa klien/ customer potensial jangka panjang dan bisa diandalkan selepas berhenti bekerja.
6. Apakah kamu siap menghadapi perubahan gaya hidup?
Ada beberapa orang yang memang sangat cocok mengikuti struktur dan aturan yang sudah ada. Bangun pagi, berangkat ke kantor pada jam yang sama tiap paginya, bercengkrama, berbagi tugas dengan rekan kerja, menyelesaikan target hari ini, dan pulang pada jam yang sudah ditentukan pula. Banyak juga orang yang sudah merasa cukup terpenuhi dengan rutinitas tersebut. Namun jika setelah menjadi karyawan selama beberapa tahun, kamu menemukan dirimu bosan dan tidak puas dengan rutinitas tersebut maka kamu harus siap dengan perubahan ekstrem dalam hidupmu. Namun pastikan dulu kamu tidak hanya bosan dengan rutinitas kantor yang selama ini kamu jalani, tapi juga sesuai menjalani petualangan solo yang seringkali sepi dan melelahkan.
7. Apakah saya memiliki pengalaman yang cukup?
Jika kamu sudah sempat bekerja sambilan di bidang yang sama selama beberapa tahun dan berhasil mengumpulkan banyak pengalaman, ini akan sangat membantu kamu lebih menonjol sebagai pakar dalam menjalankan usaha pribadi. Jika tidak, kamu bisa kesulitan mendapatkan klien. Umumnya, sebelum terjun sebagai pengusaha bisnis, kamu harus sudah memiliki beberapa klien tetap yang menyewa jasa atau produkmu setiap bulan. Bila kamu masih pemula atau belum memiliki pengalaman, sebaiknya luangkan waktu untuk memperolehnya dan pelajari semua hal yang bisa menambah keterampilanmu.
Baca juga: Sewa Kantor di Mega Kuningan bersama Uptown Serviced Office
8. Apakah saya bisa menghasilkan uang yang cukup?
Jika kamu kamu bekerja keras, kamu bisa menghasilkan banyak uang berkali-kali lipat dari gaji pegawai biasa. Namun, untuk memastikannya, cobalah melakukan penelitian terlebih dahulu agar kamu bisa mengetahui seberapa banyak jumlah uang yang dihasilkan pengusaha bisnis pribadi dengan keahlian yang sama. Misalnya, kamu bisa bertanya melalui kolom penelusuran atau situs pertanyaan seperti Quora. Lalu, carilah informasi dari situ tentang seberapa banyak uang yang bisa mereka hasilkan saat membuka usaha sendiri. Kemudian, coba kalkulasikan rencana anggaran bulanan untuk menghitung pengeluaran dan pemasukan kamu setiap bulan. Apakah sudah cukup menurut kamu?
9. Apakah kamu cukup fleksibel mengikuti permintaan pasar?
Resep utama dalam kegagalan bisnis adalah ketika bisnis tersebut berhenti beradaptasi. Jika produk awal ternyata tidak menjual, kamu harus terus menyesuaikan diri, mengadakan modifikasi produk, serta mengubah dan memperbaiki produk hingga daya jualnya meningkat. Kamu mungkin harus mengubah spesifikasi, harga, atau target pasar untuk mencapai tujuan tersebut. Bahkan kamu mungkin harus mengubah produkmu secara keseluruhan. Teruslah beradaptasi hingga kamu menemukan formula yang tepat. Kegagalan itu pasti jika kamu berhenti melakukan hal ini.
10. Apakah kamu mampu bangkit lagi ketika gagal?
Dalam dunia wirausaha kegagalan bukanlah titik akhir atau kiamat. Seandainya begitu, pengusaha sukses pasti tak akan pernah mengecap manisnya kesuksesan karena sudah mengalami kiamat duluan. Kegagalan hanya merupakan bagian dari prosesmu menemukan kesuksesan dalam usaha. Kegagalan hanya membawa langkahmu lebih dekat mendekati kesuksesan. Jadi janganlah kamu percaya bahwa kegagalan adalah akhir dari semuanya. Bersiaplah untuk gagal dan berdirilah kembali untuk jadi lebih kuat.