Situasi tempat kerja kiranya telah berubah pada 2 tahun terakhir atau lebih. Hal tersebut terjadi lantaran masuknya generasi milenial atau yang juga disebut sebagai Generasi Y. Bagi yang belum tau, generasi milenial adalah sekelompok orang yang lahir setelah Generasi X, sekitar tahun 1980 hinggga 2000an, dengan rentang usia 17 sampai 37 tahun. Milenial pun kerap dianggap spesial di tempat kerja karena generasi ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya; mereka sangat dekat dengan dunia teknologi dan memiliki banyak pengalaman. Lantas pertanyaan selanjutnya muncul; Bagaimana tempat kerja dipengaruhi oleh keberadaan generasi milenial? Apakah mereka telah merubah kebiasaan yang sudah ada? serta bagaimana cara memperlakukan generasi ini dalam lingkungan kerja guna memaksimalkan potensinya? Mari kita simak artikelnya dibawah ini.
10 karakter generasi milenial di tempat kerja
1. Generasi milenial membutuhkan seorang teladan
Generasi sebelumnya nyaman dalam lingkungan kerja yang kaku, di mana bos sering berperan sebagai atasan yang ditakuti oleh para karyawan. Di tempat kerja yang kian modern ini, generasi milenial lebih mendambakan adanya sosok pemimpin dalam perusahaan. Mereka menginginkan atasan yang mampu memberikannya bimbingan dan terbuka untuk diajak berdiskusi.
2. Mereka mudah menguasai teknologi baru
Generasi milenial adalah generasi pertama yang tumbuh dengan internet sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki generasi ini membantu mereka mengembangkan sistem komunikasi dan teknologi perusahaan baik secara internal maupun eksternal. Sifat tech-savvy milenial ini sebenarnya merupakan sebuah keuntungan bagi perusahaan, karena jika ada teknologi atau perangkat baru mereka hanya butuh waktu singkat untuk mempelajarinya.
3. Generasi milenial adalah pribadi yang fleksibel
Menurut hasil penelitian Deloitte, 40% generasi milenial akan mengganti pekerjaannya dalam kurun waktu 2 tahun. Sedangkan kurang dari 30% dari populasi ingin berada dalam pekerjaan yang sama selama lebih dari 5 tahun. Berdasarkan 2 data diatas, dapat disimpulkan bahwa generasi ini akan bersedia untuk tetap di satu perusahaan jika perusahaan tersebut memiliki lingkungan kerja dengan kultur yang kreatif dan inklusif, serta mendukung diskusi secara terbuka.
4. Generasi ini berfokus pada hasil
Meski generasi milenial sering dianggap malas, egois dan manja nyatanya mereka merupakan generasi pekerja keras dan tidak egois. Fakta ini mungkin kurang terangkat lantaran mereka tidak suka diatur (baik dari jadwal kerja tetap dan aturan berpakaian) dan lebih fokus pada hasil akhir. Untuk itu perlu mengendurkan beberapa aturan seperti jadwal yang fleksibel dan kode berpakaian bebas agar mereka dapat nyaman bekerja.
5. Mampu bekerja secara remote
Mengabungkan beragam sifat milenial yang paham pada teknologi dan berorientasi pada hasil, membuat generasi Y ini lebih suka untuk dapat bekerja dimana saja atau bahkan tidak harus di kantor. Karena menurut mereka yang terpenting adalah pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
6. Milenial menghabiskan lebih banyak waktu di sosmed saat bekerja
Namun ada fakta lain yang menarik terjadi tempat kerja. Beberapa anak milenial merasa bersalah karena telah memotong jam kerjanya sendiri dengan bermain media sosial seperti Instagram dan Facebook. Pernyataan ini pun didukung dengan fakta bahwa 21% milenial mengaku menghabiskan 1 jam atau lebih untuk medsos selama jam kerja. Sedangkan hanya 16% pekerja berusia 35 tahun ke atas yang melaporkan hal yang sama pada jam kerja.
7. Mereka suka menceritakan berapa gaji mereka
Entah mengapa, generasi Y ini juga lebih terbuka dalam hal membicarakan gaji mereka dibanding generasi sebelumnya. Menurut majalah Enterprenuer, 28% milenial mengaku bahwa mereka senang sekali menceritakan dan membandingkan berapa penghasilan mereka dengan rekan kerjanya sendiri. Hal ini bertolak belakang dengan generasi sebelumnya, dimana mereka cenderung tabu dalam membicarakan penghasilan.
8. Mereka berpikir akan mendirikan startup 5 tahun kedepan
Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah salah satu hal yang cukup populer dikalangan milenial. 38% dari generasi ini rata-rata sudah memiliki rencana ingin menjalankan bisnis mereka sendiri setelah bekerja kantoran (setidaknya dalam 5 tahun kedepan). Namun ada 1 catatan penting ni, semangat mereka dalam berbisnis juga akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia mereka. Rata-rata sih kabarnya hanya 24% milenial saja yang mau berbisnis setelah berusia di atas 30 tahun.
9. Tidak semua milenial suka gonta-ganti pekerjaan
Milenial dikenal memiliki reputasi hobi pindah-pindah tempat kerja. Hal ini mereka lakukan untuk menunjang karir dan gaya hidup mereka, seperti naik gaji, pangkat, makan, hobi dan lain sebagainya. Secara keseluruhan, 32% milenial mengatakan bisa pindah pekerjaan dalam waktu setahun. Namun, ada 28% diantara mereka yang berencana untuk tetap loyal pada pekerjaan mereka, setidaknya selama 2 tahun.
10. Mereka cenderung berbohong pada atasan mereka
Fakta terakhir yang paling menarik tentang milenial dan tempat kerja adalah generasi ini memiliki tingkat kebohongan yang tinggi dalam hal berbohong pada atasan. 65% milenial mengaku jika mereka telah berbohong pada atasan mereka, dibanding dengan 80% teman mereka yang berusia 36 tahun keatas. Menarik ya!
Another interesting post! This is one of the few blogs I can return to on a regular basis.
I had this article saved some time before but my computer crashed. I have since gotten a new one and it took me a while to locate this! I also really like the template though.
Starting a site kind of like this one forced me to do some research and I found your post to be quite helpful. My site is centered around the idea of knowledge, fun and sharing. I wish you good luck with your website in the future and you can be sure I’ll be following it.
Of course, what a talented web web page with instructive posts, Ill include backlink – bookmarking this webpage? Regards.